5/18/2015

primary health care

PRIMARY HEALTH CARE
Dosen Pembimbing : Henik Istikomah, S.ST., M.Keb
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mutu Pelayanan Kebidanan








Disusun Oleh :
  1. Deasy Nurshinta Sari              (P27224013 227)
  2. Defi Puspitasari                       (P27224013 228)
  3. Deni Wiji Astutik                    (P27224013 229)
  4. Desi Purnamasari                    (P27224013 230)
  5. Devi Ratna Sari                       (P27224013 231)
  6. Devika Wahyu Perdana          (P27224013 232)


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
D III KEBIDANAN
2014 / 2015
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Seiring waktu, Puskesmas telah berkembang pesat dalam berbagai bentuk dan salah satu dari itu dicatat sebagai Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Aktivitas itu meliputi lima program utama, yaitu keluargaperencanaan, kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi, imunisasi dan diare pencegahan. Selain Posyandu, ada rumah sakit bersalin desa yang dikelola oleh bidan desa sebagai cara untuk membuat kesehatan ibu dan anak dekat dengan masyarakat.
Banyak perhatian lebih pada pemerintah daerah aspek kuratif daripada promotif dan tindakan pencegahan. Setelah euforia demokrasi berakhir, semua sektor termasuk kesehatan mulai menghidupkan kembali dan merevisi prioritas mereka untuk skala yang lebih baik. Pada tingkat visi misi pusat dan nilai-nilai Depkes dirumuskan dan dijelaskan ke 4 strategi utama yaitu:
1.        Untuk mengaktifkan dan memberdayakan masyarakat hidup sehat
2.        Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan berkualitas
3.        Untuk meningkatkan sistem informasi surveilans, monitoring dan kesehatan
4.        Untuk meningkatkan pembiayaan kesehatan
Semua strategi di atas terkait dengan Primary Health Care, dua yang pertama pada nomor 1 dan 2 erat terkait dengan perawatan kesehatan primer. Hal itu menunjukkan peran pentingnya Primary Health Care dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan PHC?
2.      Bagaimana ciri-ciri organisasi PHC?
3.      Bagaimana sejarah perkembangan PHC?
4.      Bagaimana konsep PHC?
5.      Apa saja jenis dari organisasi PHC?
6.      Apa tujuan dan fungsi PHC?
7.      Apa saja unsur, prinsip dan elemen dari PHC?
8.      Bagaimana tanggung jawab bidan dalam PHC?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan PHC
2.      Untuk mengetahui ciri-ciri organisasi PHC
3.      Untuk mengetahui sejarah perkembangan PHC
4.      Untuk mengetahui konsep PHC
5.      Untuk mengetahui jenis dari organisasi PHC
6.      Untuk mengetahui tujuan dan fungsi PHC
7.      Untuk mengetahui unsur, prinsip dan elemen dari PHC
8.      Untuk mengetahui tanggung jawab bidan dalam PHC

















BAB II
ISI

A.    Pengertian
Adapun beberapa pengertian mengenai Primary Health Care adalah :
Primary Health Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan social yang dapat diterima secara baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination)
Primary Health Care (PHC) adalah strategi yang dapat dipakai untuk mencapai tingkat minimal dan pelayanan kesehatan semua penduduk
Pelayanan Kesehatan Primer / PHC merupakan strategi yang dapat dipakai untuk menjamin tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk. PHC menekankan pada perkembangan yang bisa diterima, terjangkau, pelayanan kesehatan yang diberikan adalah essensial bisa diraih, dan mengutamakan pada peningkatan serta kelestarian yang disertai percaya pada diri sendiri disertai partisipasi masyakarat dalam menentukan sesuatu tentang kesehatan.

B.     Ciri-Ciri PHC
1.       Pelayanan yang utama dan intim dengan masyarakat
2.       Pelayanan yang menyeluruh
3.       Pelayanan yang terorganisasi
4.       Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat
5.       Pelayanan yang berkesinambungan
6.       Pelayanan yang progresif
7.       Pelayanan yang berorientasi kepada keluarga
8.       Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek saja

C.    Sejarah Perkembangan PHC di Indonesia
PHC merupakan hasil pengkajian, pemikiran, pengalaman dalam pembangunan kesehatan dibanyak negara yang diawali dengan kampanye masal pada tahun 1950-an dalam pemberantasanpenyakit menular, karena pada waktu itu banyak Negara tidak mampu mengatasi dan menaggulangiwabah penyakit TBC, Campak, Diare dsb.
Pada tahun 1960 teknologi Kuratif dan Preventif dalam struktur pelayanan kesehatan telah mengalami kemajuan. Sehingga timbulah pemikiran untuk mengembangkan konsep ”Upaya Dasar Kesehatan ”.
Pada tahun 1972/1973, WHO mengadakan studi dan mengungkapkan bahwa banyak negara tidak puas atas sistem kesehatan yang dijalankan dan banyak isu tentang kurangnya pemerataan pelayanan kesehatan di daerah – daerah pedesaan. Akhirnya pada tahun 1977 dalam Sidang Kesehatan Sedunia ( World Health Essembly ) dihasilkan kesepakatan ”Health For All by The Year 2000   atau Kesehatan Bagi Semua Tahun 2000 dengan Sasaran Semesta Utamanya adalah ”Tercapainya Derajat Kesehatan yang Memungkinkan Setiap Orang Hidup Produktif Baik Secara Soial Maupun Ekonomi”.
Oleh karena itu untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan perubahan orientasi dalam pembangunan kesehatan yang meliputi perubahan – perubahan dari :
1.      Pelayanan Kuratif ke Promotif dan Preventif
2.      Daerah Perkotaan ke Pedesaan
3.      Golongan Mampu ke Golongan Masyarakat Berpenghasilan Rendah
4.      Kampanya Massal ke Upaya Kesehatan terpadu.
Tahun 1978 konferensi Alma Ata menetapkan PHC sebagai pendekatan atau strategi global guna mencapai kesehatan semua.

D.    Konsep Primary Health Care (PHC)
Pelayanan kesehatan primer atau PHC merupakan pelayanan kesehatan essensial yang dibuat dan bisa terjangkau secara universal oleh individu dan keluarga di dalam masyarakat. Fokus dari pelayanan kesehatan primer luas jangkauannya dan merangkum berbagai aspek masyarakat dan kebutuhan kesehatan. PHC merupakan pola penyajian pelayanan kesehatan dimana konsumen pelayanan kesehatan menjadi mitra dengan profesi dan ikut serta mencapai tujuan umum kesehatan yang lebih baik.
Akses ke pelayanan kesehatan merupakan hak asasi manusia dan negara bertanggung jawab untuk memenuhinya. Di beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia, pelayanan kesehatannya tumbuh menjadi industri yang tak terkendali dan menjadi tidak manusiawi. Mengalami hal yang oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai “The Commercialization Of Healthcare In Unregulated Health Systems”. Kondisi ini ditandai dengan maraknya komersialisasi pelayanan dan pendidikan, yang dipicu oleh pembiayaan kesehatan yang belum baik.
Setelah deklarasi Alma Ata (1978), program kesehatan menjadi gerakan politik universal. Deklarasi ini telah menjadi tonggak sejarah peradaban manusia. Kesehatan diakui sebagai hak asasi manusia tanpa memandang status sosial ekonomi, ras, dan kewarganegaraan, agama, dan gender.
Sebagai hak asasi manusia, kesehatan menjadi sektor yang harus diperjuangkan, serta mengingatkan bahwa kesehatan berperan sebagai alat pembangunan sosial,dan bukan sekadar hasil dari kemajuan pembangunan ekonomi semata.
Kesadaran ini melahirkan konsep primary health care (PHC) yang intinya:
1.        Menggalang potensi pemerintah- swasta-masyarakat lintas sektor, mengingat kesehatan adalah tanggung jawab bersama.
2.        Menyeimbangkan layanan kuratif dan preventif serta menolak dominasi elite dokter yang cenderung mengutamakan pelayanan rumah sakit, peralatan canggih, dan mahal.
3.        Memanfaatkan teknologi secara tepat guna pada setiap tingkat pelayanan.
Berbagai negara di belahan dunia, seperti di Uni Eropa, Amerika Latin, serta di beberapa negara Asia, berhasil menata kembali sistem kesehatannya dengan kembali menerapkan primary health care (PHC) sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan.

E.     Jenis – Jenis PHC/ Organisasi PHC
Di Indonesia, pelaksanaan Primary Health Care secara umum dilaksanakan melaui pusat kesehatan dan di bawahnya (termasuk sub-pusat kesehatan, pusat kesehatan berjalan) dan banyak kegiatan berbasis kesehatan masyarakat seperti Rumah Bersalin Desa dan Pelayanan Kesehatan Desa seperti Layanan Pos Terpadu (ISP atau Posyandu)
a.        PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa)
Pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD) adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhanya dibidang kesehatan dan dibidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera. PKMD adalah kegiatan yang dilakuakn oleh masyarakat dari masyarakat untuk masyarakat. Pengembanagan dan pembinaanyang dilakukan oleh pemerintah adalah suatu pendekatan, buku program yang berdiri sendiri.
Program – program PKMD antara lain :
1)       Asuransi kesehatan
2)       Pos obat desa (POD)
3)       Tanaman obat keluarga (TOGA)
4)       Pos kesehatan
5)       Kemitraan dengan sector diluar kesehatan
6)       Peningkatan pemberdayaan masyarakat
7)       Upaya promotif dan preventif
8)       Pelayanan kesehatan dasar
9)       Tenaga kesehatan sukarela
10)   Kader kesehatan
11)   Kegiatan peningkatan pendapatan (perkreditan, perikanan, industri rumah tangga)


b.        Puskesmas
Puskesmas menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dalam hierarki pelayanan kesehatan berkedudukan pada tingkat pelayanan kesehatan pertama (Primary Health Care). Puskesmas berfungsi sebagai penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan, upaya kesehatan wajib di puskesmas diantaranya adalah upaya promosi kesehatan. Upaya kesehatan lingkungan, gizi, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, upaya kesehatan ibu, anak dan KB (Kemenkes, 2004). Satuan penunjang dari puskesmas adalah pustu, pusling, bidan desa, posyandu.
c.        Rumah Sakit
Sebagai sistem pelayanan kesehatan pusat. Merupakan institusi pelayanan kesehatan professional yang pelayanannya disediakan oleh tenaga ahli kesehatan.

F.     Tujuan PHC dan Fungsi PHC
Tujuan PHC
1.       Tujuan umum
Adalah mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan.
2.       Tujuan khusus
a.          Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani
b.         Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani
c.          Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dan populasi yang dilayani
d.    Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber sumberdaya lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat

Fungsi PHC
1.       Pemeliharaan kesehatan
2.       Pencegahan penyakit
3.       Diagnosis dan pengobatan
4.       Pelayanan tingkat lanjut
5.       Pemberian sertifikat

G.    Unsur PHC, Prinsip PHC dan Elemen PHC
Tiga Unsur Utama PHC
1.       Mencakup upaya dasar kesehatan
2.       Melibatkan peran serta masyarakat
3.       Melibatkan kerja sama lintas sektoral

Prinsip PHC
Pada tahun 1978, dalam konferensi Alma Ata ditetapkan prinsip-prinsip PHC sebagai pendekatan atau strategi global guna mencapai kesehatan bagi semua. Lima prinsip PHC sebagai berikut :
1.      Pemerataan upaya kesehatan
Distribusi perawatan kesehatan menurut prinsip ini yaitu perawatan primer dan layanan lainnya untuk memenuhi masalah kesehatan utama dalam masyarakat harus diberikan sama bagi semua individu tanpa memandang jenis kelamin, usia, kasta, warna, lokasi perkotaan atau pedesaan dan kelas sosial.
2.      Penekanan pada upaya preventif
Upaya preventif adalah upaya kesehatan yang meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan dengan peran serta individu agar berprilaku sehat serta mencegah berjangkitnya penyakit.
3.      Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan
Teknologi medis harus disediakan yang dapat diakses, terjangkau, layak dan diterima budaya masyarakat (misalnya penggunaan kulkas untuk vaksin cold storage).
4.      Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian
Peran serta atau partisipasi masyarakat untuk membuat penggunaan maksimal dari lokal, nasional dan sumber daya yang tersedia lainnya. Partisipasi masyarakat adalah proses di mana individu dan keluarga bertanggung jawab atas kesehatan mereka sendiri dan orang-orang di sekitar mereka dan mengembangkan kapasitas untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat. Partisipasi bisa dalam bidang identifikasi kebutuhan atau selama pelaksanaan.
Masyarakat perlu berpartisipasi di desa, lingkungan, kabupaten atau tingkat pemerintah daerah. Partisipasi lebih mudah di tingkat lingkungan atau desa karena masalah heterogenitas yang minim.
5.      Kerjasama lintas sektoral dalam membangun kesehatan
Pengakuan bahwa kesehatan tidak dapat diperbaiki oleh intervensi hanya dalam sektor kesehatan formal; sektor lain yang sama pentingnya dalam mempromosikan kesehatan dan kemandirian masyarakat. Sektor-sektor ini mencakup, sekurang-kurangnya: pertanian (misalnya keamanan makanan), pendidikan, komunikasi (misalnya menyangkut masalah kesehatan yang berlaku dan metode pencegahan dan pengontrolan mereka), perumahan, pekerjaan umum (misalnya menjamin pasokan yang cukup dari air bersih dan sanitasi dasar), pembangunan perdesaan, industry, organisasi masyarakat (termasuk Panchayats atau pemerintah daerah, organisasi-organisasi sukarela).
                 
Dalam pelaksanaan PHC harus memiliki 8 elemen essensial yaitu :
1.      Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta pengendaliannya
2.      Peningkatan penyedediaan makanan dan perbaikan gizi
3.      Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar
4.      Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
5.      Imunisasi terhadap penyakit-penyakit infeksi utama
6.      Pencegahan dan pengendalian penyakit endemic setempat
7.      Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa
8.      Penyediaan obat-obat essensial


H.    Tanggung Jawab Bidan dalam PHC
Tanggung jawab bidan dalam PHC lebih dititik beratkan kepada hal-hal sebagai berikut :
1.       Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan
2.       Kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu
3.       Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pada masyarakat
4.       Memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas pelayanan kesehatan dan kepada masyarakat
5.       Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat
Bidan sebagai anggota tim kesehatan harus dapat membina kerjasama dengan anggota tim kesehatan lainnya dan masyarakat khususnya dalam hal :
1.       Melaksanakan pelayanan esensial
2.       Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan diri sendiri melalui penyuluhan kesehatan dan asuhan keperawatan terhadap individu, keluarga, dan masyarakat
3.       Peningkatan derajat kesehatan masyarakat
4.       Mengaplikasikan kebijaksanaan tentang kesehatan masyarakat











BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Pelayanan Kesehatan Primer / PHC merupakan strategi yang dapat dipakai untuk menjamin tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk. PHC menekankan pada perkembangan yang bisa diterima, terjangkau, pelayanan kesehatan yang diberikan adalah essensial bisa diraih, dan mengutamakan pada peningkatan serta kelestarian yang disertai percaya pada diri sendiri disertai partisipasi masyakarat dalam menentukan sesuatu tentang kesehatan.
Tujuan PHC adalah mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diselenggarakan, sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan.
Sebagai hak asasi manusia, kesehatan menjadi sektor yang harus diperjuangkan, serta mengingatkan bahwa kesehatan berperan sebagai alat pembangunan sosial,dan bukan sekadar hasil dari kemajuan pembangunan ekonomi semata.

B.     Saran
Sebagai tenaga kesehatan harus bisa mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan, kerjasama dengan masyarakat, keluarga dan individu, mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pada masyarakat, memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas pelayanan kesehatan dan kepada masyarakat
Masyarakat perlu berpartisipasi dalam pelayanan PHC di desa, lingkungan, kabupaten atau tingkat pemerintah daerah.


DAFTAR PUSTAKA

Syafrudin, dkk. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. TIM. Jakarta
Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi Pengelolaan Kesehatan Kabupaten, Bandung, ITB
Entjang, Indan, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Bandung, Citra Aditya Bakti
M. N. Buston, 1977, Pengantar Epidemiologi, Rineka Cipta, Jakarta
Noor Nasri N, 1997, Dasar Epidemiologi, Rineka Cipta, Jakarta
Sukidjo Notoatmodjo, 2001, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta
Azrul Azwar, 2001, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Binarupa, Jakarta
Bambang, 1990, Dasar dasar Epidemiologi