PRIMARY
HEALTH CARE
Dosen Pembimbing : Henik
Istikomah, S.ST., M.Keb
Disusun Guna Memenuhi
Tugas Mutu Pelayanan Kebidanan
Disusun Oleh :
- Deasy Nurshinta Sari (P27224013 227)
- Defi Puspitasari (P27224013 228)
- Deni Wiji Astutik (P27224013 229)
- Desi Purnamasari (P27224013 230)
- Devi Ratna Sari (P27224013
231)
- Devika Wahyu Perdana (P27224013 232)
POLTEKKES KEMENKES
SURAKARTA
D III KEBIDANAN
2014 / 2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Seiring waktu,
Puskesmas telah berkembang pesat dalam berbagai bentuk dan salah satu dari itu
dicatat sebagai Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Aktivitas itu meliputi lima
program utama, yaitu keluargaperencanaan, kesehatan ibu dan anak, perbaikan
gizi, imunisasi dan diare pencegahan. Selain Posyandu, ada rumah sakit bersalin
desa yang dikelola oleh bidan desa sebagai cara untuk membuat kesehatan ibu dan
anak dekat dengan masyarakat.
Banyak perhatian lebih
pada pemerintah daerah aspek kuratif daripada promotif dan tindakan pencegahan.
Setelah euforia demokrasi berakhir, semua sektor termasuk kesehatan mulai
menghidupkan kembali dan merevisi prioritas mereka untuk skala yang lebih baik.
Pada tingkat visi misi pusat dan nilai-nilai Depkes dirumuskan dan dijelaskan
ke 4 strategi utama yaitu:
1.
Untuk mengaktifkan dan memberdayakan
masyarakat hidup sehat
2.
Untuk meningkatkan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan berkualitas
3.
Untuk meningkatkan sistem informasi
surveilans, monitoring dan kesehatan
4.
Untuk meningkatkan pembiayaan kesehatan
Semua strategi di atas
terkait dengan Primary Health Care, dua yang pertama pada nomor 1 dan 2 erat
terkait dengan perawatan kesehatan primer. Hal itu menunjukkan peran pentingnya
Primary Health Care dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah
yang dimaksud dengan PHC?
2. Bagaimana
ciri-ciri organisasi PHC?
3. Bagaimana
sejarah perkembangan PHC?
4. Bagaimana
konsep PHC?
5. Apa
saja jenis dari organisasi PHC?
6. Apa
tujuan dan fungsi PHC?
7. Apa
saja unsur, prinsip dan elemen dari PHC?
8. Bagaimana
tanggung jawab bidan dalam PHC?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk
mengetahui apakah yang dimaksud dengan PHC
2. Untuk
mengetahui ciri-ciri organisasi PHC
3. Untuk
mengetahui sejarah perkembangan PHC
4. Untuk
mengetahui konsep PHC
5. Untuk
mengetahui jenis dari organisasi PHC
6. Untuk
mengetahui tujuan dan fungsi PHC
7. Untuk
mengetahui unsur, prinsip dan elemen dari PHC
8. Untuk
mengetahui tanggung jawab bidan dalam PHC
BAB
II
ISI
A. Pengertian
Adapun beberapa pengertian mengenai
Primary Health Care adalah :
Primary Health Care
(PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metode dan
teknologi praktis, ilmiah dan social yang dapat diterima secara baik oleh
individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka
sepenuhnya, serta dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk
memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup
mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination)
Primary Health Care
(PHC) adalah strategi yang dapat dipakai untuk mencapai tingkat minimal dan
pelayanan kesehatan semua penduduk
Pelayanan Kesehatan
Primer / PHC merupakan strategi yang dapat dipakai untuk menjamin tingkat
minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk. PHC menekankan pada
perkembangan yang bisa diterima, terjangkau, pelayanan kesehatan yang diberikan
adalah essensial bisa diraih, dan mengutamakan pada peningkatan serta
kelestarian yang disertai percaya pada diri sendiri disertai partisipasi
masyakarat dalam menentukan sesuatu tentang kesehatan.
B. Ciri-Ciri PHC
1. Pelayanan
yang utama dan intim dengan masyarakat
2. Pelayanan
yang menyeluruh
3. Pelayanan
yang terorganisasi
4. Pelayanan
yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat
5. Pelayanan
yang berkesinambungan
6. Pelayanan
yang progresif
7. Pelayanan
yang berorientasi kepada keluarga
8. Pelayanan
yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek saja
C. Sejarah Perkembangan PHC di
Indonesia
PHC merupakan hasil
pengkajian, pemikiran, pengalaman dalam pembangunan kesehatan dibanyak negara
yang diawali dengan kampanye masal pada tahun 1950-an dalam pemberantasanpenyakit
menular, karena pada waktu itu banyak Negara tidak mampu mengatasi dan
menaggulangiwabah penyakit TBC, Campak, Diare dsb.
Pada tahun 1960
teknologi Kuratif dan Preventif dalam struktur pelayanan kesehatan telah mengalami
kemajuan. Sehingga timbulah pemikiran untuk mengembangkan konsep ”Upaya Dasar Kesehatan
”.
Pada tahun 1972/1973,
WHO mengadakan studi dan mengungkapkan bahwa banyak negara tidak puas atas
sistem kesehatan yang dijalankan dan banyak isu tentang kurangnya pemerataan pelayanan
kesehatan di daerah – daerah pedesaan. Akhirnya pada tahun 1977 dalam Sidang Kesehatan
Sedunia ( World Health Essembly ) dihasilkan kesepakatan ”Health For All by The
Year 2000 atau Kesehatan Bagi Semua
Tahun 2000 dengan Sasaran Semesta Utamanya adalah ”Tercapainya Derajat
Kesehatan yang Memungkinkan Setiap Orang Hidup Produktif Baik Secara Soial
Maupun Ekonomi”.
Oleh karena itu untuk
mewujudkan hal tersebut diperlukan perubahan orientasi dalam pembangunan
kesehatan yang meliputi perubahan – perubahan dari :
1. Pelayanan
Kuratif ke Promotif dan Preventif
2. Daerah
Perkotaan ke Pedesaan
3. Golongan
Mampu ke Golongan Masyarakat Berpenghasilan Rendah
4. Kampanya
Massal ke Upaya Kesehatan terpadu.
Tahun 1978 konferensi
Alma Ata menetapkan PHC sebagai pendekatan atau strategi global guna mencapai
kesehatan semua.
D.
Konsep
Primary Health Care (PHC)
Pelayanan kesehatan
primer atau PHC merupakan pelayanan kesehatan essensial yang dibuat dan bisa
terjangkau secara universal oleh individu dan keluarga di dalam masyarakat.
Fokus dari pelayanan kesehatan primer luas jangkauannya dan merangkum berbagai
aspek masyarakat dan kebutuhan kesehatan. PHC merupakan pola penyajian
pelayanan kesehatan dimana konsumen pelayanan kesehatan menjadi mitra dengan
profesi dan ikut serta mencapai tujuan umum kesehatan yang lebih baik.
Akses ke pelayanan
kesehatan merupakan hak asasi manusia dan negara bertanggung jawab untuk
memenuhinya. Di beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia, pelayanan
kesehatannya tumbuh menjadi industri yang tak terkendali dan menjadi tidak
manusiawi. Mengalami hal yang oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) sebagai “The
Commercialization Of Healthcare In Unregulated Health Systems”. Kondisi ini
ditandai dengan maraknya komersialisasi pelayanan dan pendidikan, yang dipicu
oleh pembiayaan kesehatan yang belum baik.
Setelah deklarasi Alma
Ata (1978), program kesehatan menjadi gerakan politik universal. Deklarasi ini
telah menjadi tonggak sejarah peradaban manusia. Kesehatan diakui sebagai hak
asasi manusia tanpa memandang status sosial ekonomi, ras, dan kewarganegaraan,
agama, dan gender.
Sebagai hak asasi
manusia, kesehatan menjadi sektor yang harus diperjuangkan, serta mengingatkan
bahwa kesehatan berperan sebagai alat pembangunan sosial,dan bukan sekadar
hasil dari kemajuan pembangunan ekonomi semata.
Kesadaran ini
melahirkan konsep primary health care (PHC) yang intinya:
1.
Menggalang potensi pemerintah-
swasta-masyarakat lintas sektor, mengingat kesehatan adalah tanggung jawab
bersama.
2.
Menyeimbangkan layanan kuratif dan
preventif serta menolak dominasi elite dokter yang cenderung mengutamakan
pelayanan rumah sakit, peralatan canggih, dan mahal.
3.
Memanfaatkan teknologi secara tepat guna
pada setiap tingkat pelayanan.
Berbagai negara di belahan dunia, seperti di Uni
Eropa, Amerika Latin, serta di beberapa negara Asia, berhasil menata kembali
sistem kesehatannya dengan kembali menerapkan primary health care (PHC) sebagai
ujung tombak pembangunan kesehatan.
E.
Jenis – Jenis PHC/ Organisasi PHC
Di Indonesia, pelaksanaan Primary Health Care
secara umum dilaksanakan melaui pusat kesehatan dan di bawahnya (termasuk
sub-pusat kesehatan, pusat kesehatan berjalan) dan banyak kegiatan berbasis
kesehatan masyarakat seperti Rumah Bersalin Desa dan Pelayanan Kesehatan Desa
seperti Layanan Pos Terpadu (ISP atau Posyandu)
a.
PKMD
(Pembangunan
Kesehatan Masyarakat Desa)
Pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD) adalah
rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan
swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk
memenuhi kebutuhanya dibidang kesehatan dan dibidang lain yang berkaitan agar
mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera. PKMD adalah kegiatan yang dilakuakn
oleh masyarakat dari masyarakat untuk masyarakat. Pengembanagan dan
pembinaanyang dilakukan oleh pemerintah adalah suatu pendekatan, buku program
yang berdiri sendiri.
Program
– program PKMD antara lain :
1) Asuransi
kesehatan
2) Pos
obat desa (POD)
3) Tanaman
obat keluarga (TOGA)
4) Pos
kesehatan
5) Kemitraan
dengan sector diluar kesehatan
6) Peningkatan
pemberdayaan masyarakat
7) Upaya
promotif dan preventif
8) Pelayanan
kesehatan dasar
9) Tenaga
kesehatan sukarela
10) Kader
kesehatan
11) Kegiatan
peningkatan pendapatan (perkreditan, perikanan, industri rumah tangga)
b.
Puskesmas
Puskesmas menurut Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dalam hierarki pelayanan
kesehatan berkedudukan
pada tingkat
pelayanan
kesehatan pertama (Primary Health Care).
Puskesmas berfungsi
sebagai penggerak
pembangunan
berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan
kesehatan, upaya kesehatan wajib di puskesmas diantaranya adalah upaya promosi
kesehatan. Upaya
kesehatan lingkungan, gizi, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, upaya kesehatan
ibu,
anak dan KB (Kemenkes, 2004). Satuan penunjang
dari puskesmas adalah pustu, pusling, bidan desa, posyandu.
c.
Rumah Sakit
Sebagai
sistem pelayanan kesehatan pusat.
Merupakan institusi pelayanan kesehatan professional yang pelayanannya
disediakan oleh tenaga ahli kesehatan.
F.
Tujuan
PHC dan Fungsi PHC
Tujuan PHC
1. Tujuan
umum
Adalah
mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diselenggarakan,
sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan.
2. Tujuan
khusus
a.
Pelayanan harus mencapai keseluruhan
penduduk yang dilayani
b.
Pelayanan harus dapat diterima oleh
penduduk yang dilayani
c.
Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan
medis dan populasi yang dilayani
d. Pelayanan
harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber sumberdaya lain dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat
Fungsi PHC
1. Pemeliharaan
kesehatan
2. Pencegahan
penyakit
3. Diagnosis
dan pengobatan
4. Pelayanan
tingkat lanjut
5. Pemberian
sertifikat
G.
Unsur
PHC, Prinsip PHC dan Elemen PHC
Tiga Unsur Utama PHC
1. Mencakup
upaya dasar kesehatan
2. Melibatkan
peran serta masyarakat
3. Melibatkan
kerja sama lintas sektoral
Prinsip PHC
Pada tahun 1978, dalam
konferensi Alma Ata ditetapkan prinsip-prinsip PHC sebagai pendekatan atau
strategi global guna mencapai kesehatan bagi semua. Lima prinsip PHC sebagai
berikut :
1. Pemerataan
upaya kesehatan
Distribusi perawatan kesehatan
menurut prinsip ini yaitu perawatan primer dan layanan lainnya untuk memenuhi
masalah kesehatan utama dalam masyarakat harus diberikan sama bagi semua
individu tanpa memandang jenis kelamin, usia, kasta, warna, lokasi perkotaan
atau pedesaan dan kelas sosial.
2. Penekanan
pada upaya preventif
Upaya preventif adalah upaya
kesehatan yang meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan dengan peran serta individu agar berprilaku
sehat serta mencegah berjangkitnya penyakit.
3. Penggunaan
teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan
Teknologi medis harus disediakan
yang dapat diakses, terjangkau, layak dan diterima budaya masyarakat (misalnya
penggunaan kulkas untuk vaksin cold storage).
4. Peran
serta masyarakat dalam semangat kemandirian
Peran serta atau partisipasi
masyarakat untuk membuat penggunaan maksimal dari lokal, nasional dan sumber
daya yang tersedia lainnya. Partisipasi masyarakat adalah proses di mana
individu dan keluarga bertanggung jawab atas kesehatan mereka sendiri dan orang-orang
di sekitar mereka dan mengembangkan kapasitas untuk berkontribusi dalam
pembangunan masyarakat. Partisipasi bisa dalam bidang identifikasi kebutuhan
atau selama pelaksanaan.
Masyarakat perlu berpartisipasi di
desa, lingkungan, kabupaten atau tingkat pemerintah daerah. Partisipasi lebih
mudah di tingkat lingkungan atau desa karena masalah heterogenitas yang minim.
5. Kerjasama
lintas sektoral dalam membangun kesehatan
Pengakuan bahwa kesehatan tidak
dapat diperbaiki oleh intervensi hanya dalam sektor kesehatan formal; sektor
lain yang sama pentingnya dalam mempromosikan kesehatan dan kemandirian
masyarakat. Sektor-sektor ini mencakup, sekurang-kurangnya: pertanian (misalnya
keamanan makanan), pendidikan, komunikasi (misalnya menyangkut masalah kesehatan
yang berlaku dan metode pencegahan dan pengontrolan mereka), perumahan,
pekerjaan umum (misalnya menjamin pasokan yang cukup dari air bersih dan
sanitasi dasar), pembangunan perdesaan, industry, organisasi masyarakat
(termasuk Panchayats atau pemerintah daerah, organisasi-organisasi sukarela).
Dalam pelaksanaan PHC harus memiliki 8
elemen essensial yaitu :
1. Pendidikan
mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta pengendaliannya
2. Peningkatan
penyedediaan makanan dan perbaikan gizi
3. Penyediaan
air bersih dan sanitasi dasar
4. Kesehatan
Ibu dan Anak termasuk KB
5. Imunisasi
terhadap penyakit-penyakit infeksi utama
6. Pencegahan
dan pengendalian penyakit endemic setempat
7. Pengobatan
penyakit umum dan ruda paksa
8. Penyediaan
obat-obat essensial
H.
Tanggung
Jawab Bidan dalam PHC
Tanggung jawab bidan
dalam PHC lebih dititik beratkan kepada hal-hal sebagai berikut :
1. Mendorong
partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi pelayanan
kesehatan dan program pendidikan kesehatan
2. Kerjasama
dengan masyarakat, keluarga dan individu
3. Mengajarkan
konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pada masyarakat
4. Memberikan
bimbingan dan dukungan kepada petugas pelayanan kesehatan dan kepada masyarakat
5. Koordinasi
kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat
Bidan sebagai anggota
tim kesehatan harus dapat membina kerjasama dengan anggota tim kesehatan
lainnya dan masyarakat khususnya dalam hal :
1. Melaksanakan
pelayanan esensial
2. Meningkatkan
kemampuan dalam memelihara kesehatan diri sendiri melalui penyuluhan kesehatan
dan asuhan keperawatan terhadap individu, keluarga, dan masyarakat
3. Peningkatan
derajat kesehatan masyarakat
4. Mengaplikasikan
kebijaksanaan tentang kesehatan masyarakat
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pelayanan
Kesehatan Primer / PHC merupakan strategi yang dapat dipakai untuk menjamin
tingkat minimal dari pelayanan kesehatan untuk semua penduduk. PHC menekankan
pada perkembangan yang bisa diterima, terjangkau, pelayanan kesehatan yang
diberikan adalah essensial bisa diraih, dan mengutamakan pada peningkatan serta
kelestarian yang disertai percaya pada diri sendiri disertai partisipasi
masyakarat dalam menentukan sesuatu tentang kesehatan.
Tujuan PHC adalah
mencoba menemukan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan yang diselenggarakan,
sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan.
Sebagai hak asasi manusia, kesehatan menjadi sektor
yang harus diperjuangkan, serta mengingatkan bahwa kesehatan berperan sebagai
alat pembangunan sosial,dan bukan sekadar hasil dari kemajuan pembangunan
ekonomi semata.
B.
Saran
Sebagai tenaga kesehatan harus bisa mendorong
partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi pelayanan
kesehatan dan program pendidikan kesehatan, kerjasama dengan masyarakat,
keluarga dan individu, mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan
diri sendiri pada masyarakat, memberikan bimbingan dan dukungan kepada petugas
pelayanan kesehatan dan kepada masyarakat
Masyarakat perlu berpartisipasi dalam pelayanan PHC di
desa, lingkungan, kabupaten atau tingkat pemerintah daerah.
DAFTAR
PUSTAKA
Syafrudin, dkk. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat.
TIM. Jakarta
Vaughan, Morrow, 1993, Panduan Epidemiologi Bagi
Pengelolaan Kesehatan Kabupaten, Bandung, ITB
Entjang, Indan, 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Bandung, Citra Aditya Bakti
M. N. Buston, 1977, Pengantar Epidemiologi, Rineka
Cipta, Jakarta
Noor Nasri N, 1997, Dasar Epidemiologi, Rineka
Cipta, Jakarta
Sukidjo Notoatmodjo, 2001, Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta
Azrul Azwar, 2001, Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Binarupa, Jakarta
Bambang, 1990, Dasar dasar Epidemiologi