KETERAMPILAN DASAR
KEBIDANAN II
PRINSIP PEMBERIAN OBAT
Dosen Pembimbing:
Kuswati, S.Kep, Ns, M.Kes
Disusun oleh :
1.
Desi Purnamasari (P 27224013 230)
2.
Elok Sepalawati (P
27224013 238)
3.
Erlina Wati (P
27224013 240)
4.
Esti Wahyu Astuti (P
27224013 243)
REGULER A
DIII KEBIDANAN
POLITEKNIK KESEHATAN
SURAKARTA
2014
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini meningkatnya
kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mendorong masyarakat menuntut
pelayanan kesehatan termasuk pelayanan informasi tentang obat yang baik. Dalam pelayanan kesehatan, obat merupakan komponen yang penting
karena diperlukan dalam sebagian besar upaya kesehatan baik untuk
menghilangkan gejala dari suatu penyakit, mencegah penyakit ataupun menyembuhkan
penyakit. Sehingga, kita perlu memastikan bahwa obat tersebut aman bagi
pasien dan mengawasi akan terjadinya
efek samping dari pemberian obat tersebut pada pasien. Sebelum seorang perawat memberikan obat
kepada pasien, perawat haruslah memahami prinsip-prinsip pemberian obat yang
benar. Oleh karena itu, prinsip-prinsip pemberian obat harus ditaati oleh
setiap perawat.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan obat?
2.
Apa saja prinsip-prinsip
pemberian obat?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengetahui
pengertian obat.
2.
Untuk mengetahui bagaimana
prinsip-prinsip pemberian obat yang benar.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Obat
1.
Menurut Ansel
(1985)
obat
adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, mengurangi rasa sakit, serta
mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan.
2.
Menurut Kep. MenKes
RI No. 193/Kab/B.VII/71
Obat
adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan
dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada
manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian
badan manusia.
3.
Menurut
PerMenkes RI No. 242/1990
Obat
jadi adalah Sediaan/paduan bahan-bahan yang digunakan untuk mempengaruhi/
menyelidiki sistem fisiologi/keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,
pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi.
4.
Menurut
PerMenKes 917/Menkes/Per/x/1993
Obat
(jadi) adalah sediaan atau paduan-paduan yang siap digunakan untuk mempengaruhi
atau menyelidiki secara fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan
diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi.
Dimana obat dalam arti luas adalah setiap zat kimia
yang dapat mempengaruhi proses hidup, maka farmakologi merupakan ilmu yang
sangat luas cakupannya.
B. Prinsip
– Prinsip Pemberian Obat Pada Pasien
Menurut beberapa sumber, prinsip-prinsip pemberian obat
pada pasien terdapat tiga pendapat, antara lain :
1. Prinsip 6B
a. Benar Pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus
diperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan
langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon
secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika
pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau
kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung
kepada keluarganya.
b. Benar Obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap
obat dengan nama dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus
diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama
generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label pada
botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca
permintaan obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol
dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat.
Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan
ke bagian farmasi. Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya
lagi. Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini
membantu mengingat nama obat dan kerjanya.
c. Benar Dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya.
Jika ragu, perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau
apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat
harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki
dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya. Misalnya ondansentron 1 amp,
dosisnya ada 4 mg, ada juga 8 mg, ada antibiotik 1 vial dosisnya 1 gr, ada juga
1 vial 500 mg. Jadi harus hati-hati dan
teliti dalam memberikan obat.
d. Benar Cara/Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang
berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan
umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat,
serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual,
parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
1.
Oral, adalah
rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena ekonomis,
paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut
(sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.
2.
Parenteral, kata ini
berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron
berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui
saluran cerna, yaitu melalui vena (perset / perinfus).
3.
Topikal, yaitu
pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep, losion, krim,
spray, tetes mata.
4.
Rektal, obat dapat
diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan mencair pada
suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti
konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar / kejang
(stesolid supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat
dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat
disediakan dalam bentuk supositoria.
5.
Inhalasi, yaitu
pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki epitel untuk
absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara
lokal pada salurannya, misalnya salbotamol (ventolin), combivent, berotek untuk
asma, atau dalam keadaan darurat misalnya terapi oksigen.
e.
Benar Waktu
Ini sangat penting, khususnya bagi
obat yang efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau mempertahankan kadar
darah yang memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk memperoleh
kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam
pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat
mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus
diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung
misalnya asam mefenamat.
f.
Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus
didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila
pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat diminum, harus dicatat
alasannya dan dilaporkan.
2.
8B 1W ( 8 Benar
1Waspada Efek Samping )
a.
Benar Pasien
Sebelum obat
diberikan, periksa dulu nama pasien, no RM (nomor rekam medik), ruang tempat
pasien dirawat, catatan pemberian obat atau kartu obat. Jika pasien dalam keadaan
tidak sadar atau bayi bisa dicek melalui gelang identitas, pasien gangguan
mental bisa ditanyakan langsung pada keluarganya.
b.
Benar Obat
Memastikan bahwa
nama dagang sesuai dengan nama generik
obat atau kandungan obat, jika kita tidak yakin dengan nama dagang obat
bisa ditanyakan nama generiknya atau
kandungan obat pada apoteker. Sebelum
memberi obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya harus diperiksa
tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak
obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang diminta, ketiga saat
dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh
dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.
c.
Benar Dosis
Memastikan dosis
yang diberikan sesuai dengan instruksi dokter dan catatan pemberian obat. Jika
ragu, tenaga kesehatan harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep
atau apoteker sebelum diberikan ke pasien. Sebaiknya gunakan dosis dalam gram
bukan dalam ampul. Misalnya 3 × 4 mg bukan 3 × 1 amp.
d.
Benar Waktu
Periksa waktu
pemberian obat sesuai dengan waktu yang tertera pada catatan pemberian obat,
misalnya obat diberikan 2 kali sehari maka catatan pemberian obat akan tertera
waktu pemberian misalnya jam 6 pagi dan 6 sore. Perhatikan apakah obat
diberikan sebelum atau sesudah makan.
e.
Benar Cara atau
Rute
Memeriksa label
obat untuk memastikan obat tersebut dapat diberikan sesuai cara yang
diinstruksikan dan periksa pada label cara pemberian obat . Misalnya oral,
parenteral, topikal, rektal, inhalasi, IV, IM.
f.
Benar
Dokumentasi
Setelah obat itu
diberikan, harus didokumentasikan, dosis, cara, waktu dan oleh siapa obat itu
diberikan. Bila pasien menolak meminum obat atau tidak dapat diminum harus
dicatat dan dilaporkan.
g.
Benar Expired
atau Kadaluwarsa
Harus
diperhatikan expired date atau masa kadaluwarsa obat yang akan diberikan. Biasanya
pada ampul atau etiket tertera kapan obat tersebut kadaluwarsa. Perhatikan
perubahan warna (dari bening menjadi keruh),
tablet menjadi basah atau bentuknya rusak.
h.
Benar Informasi
Pasien harus
mendapatkan informasi yang benar tentang obat yang akan diberikan sehingga
tidak ada lagi kesalahan dalam pemberian obat.
i.
Waspada Efek
samping
Sebagai perawat
kita harus mengetahui efek samping dari obat yang akan kita berikan. Sehingga
kita lebih berhati -hati terhadap obat yang akan kita berikan ke pasien.
3.
Prinsip 12B
a.
Benar Klien
1. Selalu
dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dengan memeriksa gelang
identifikasi dan meminta menyebutkan namanya sendiri.
2. Klien berhak
untuk mengetahui alasan obat.
3. Klien berhak
untuk menolak penggunaan sebuah obat.
4. Membedakan
klien dengan dua nama yang sama.
b.
Benar Obat
1.
Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan.
2.
Perawat bertanggung jawab untuk mengikuti perintah
yang tepat.
3.
Perawat harus menghindari kesalahan, yaitu dengan
membaca label obat minimal tiga kali:
a.
Pada saat melihat botol atau kemasan obat.
b.
Sebelum menuang/ menghisap obat
c.
Setelah menuang/ mengisap obat
4.
Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah
5.
Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut
6.
Memberikan obat-obatan tanda: nama obat, tanggal
kadaluarsa.
c.
Benar Dosis Obat
1.
Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi
klien.
2.
Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan
untuk obat yang bersangkutan.
3.
Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat
jumlah dosis yang akan diberikan, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
a)
Tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan/
diminta
b)
Pertimbangan berat badan klien (mg/KgBB/hari)
c)
Jika ragu-ragu dosis obat harus dihitung kembali dan
diperiksa oleh perawat lain.
4.
Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat
tertentu.
d.
Benar Waktu Pemberian
1.
Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
2.
Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam
sehari. Misalnya seperti dua kali sehari, tiga kali sehat, empat kali sehari
dan 6 kali sehari sehingga kadar obat dalam plasma tubuh dapat dipertimbangkan.
3.
Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t
½ ). Obat yang mempunyai waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan untuk
obat yang memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada
selang waktu tertentu.
4.
Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum
atau sesudah makan atau bersama makanan.
5.
Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin
yang dapat mengiritasi mukosa lambung bersama-sama dengan makanan.
6.
Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah
klien telah dijadwalkan untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa
yang merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat.
e.
Benar Cara Pemberian (rute)
1.
Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus
tepat dan memadai.
2.
Memperhatikan kemampuan klien dalam menelan sebelum
memberikan obat-obat peroral.
3.
Menggunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat
melalui rute parenteral
4.
Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap
bersama dengan klien sampai obat oral telah ditelan.
Rute yang lebih sering dari absorpsi adalah :
1)
Oral ( melalui mulut ): cairan , suspensi ,pil ,
kaplet , atau kapsul.
2)
Sublingual ( di bawah lidah untuk absorpsi vena )
3)
Bukal (diantara gusi dan pipi)
4)
Topikal ( dipakai pada kulit )
5)
Inhalasi ( semprot aerosol )
6)
Instilasi ( pada mata, hidung, telinga, rektum atau
vagina )
7)
Parenteral : intradermal , subkutan , intramuskular ,
dan intravena.
f.
Benar Dokumentasi
Pemberian obat sesuai dengan standar
prosedur yang berlaku di rumah sakit dan selalu mencatat informasi yang sesuai
mengenai obat yang telah diberikan serta respon klien terhadap pengobatan.
g.
Benar pendidikan kesehatan
perihal medikasi klien
Perawat mempunyai tanggungjawab
dalam melakukan pendidikan kesehatan pada pasien, keluarga dan masyarakat luas
terutama yang berkaitan dengan obat seperti manfaat obat secara umum,
penggunaan obat yang baik dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang
menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pembeian obat, efek samping dan
reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat dengan
makanan, perubahan-perubahan yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas
sehari-hari selama sakit, dsb.
h.
Hak klien untuk menolak
Klien berhak untuk menolak dalam
pemberian obat. Perawat harus memberikan Inform consent dalam pemberian obat
.
i.
Benar pengkajian
Perawat selalu memeriksa TTV
(Tanda-tanda vital) sebelum pemberian obat.
j.
Benar evaluasi
Perawat selalu melihat/memantau efek
kerja dari obat setelah pemberiannya.
k.
Benar reaksi terhadap
makanan
Obat memiliki efektivitas jika
diberikan pada waktu yang tepat. Jika obat itu harus diminum sebelum makan
(ante cimum atau a.c) untuk memperoleh kadar yang diperlukan harus diberi satu
jam sebelum makan misalnya tetrasiklin, dan sebaiknya ada obat yang harus
diminum setelah makan misalnya indometasin.
l.
Benar reaksi dengan obat
lain
Pada penggunaan obat seperti
chloramphenicol diberikan dengan omeprazol penggunaan pada penyakit kronis.
KESIMPULAN
Dari data yang diperoleh dapat kami simpulkan bahwa:
a.
Obat merupakan
sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan
atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di
dalam tubuh
b.
Menurut beberapa sumber, prinsip-prinsip pemberian obat
pada pasien terdapat tiga pendapat, antara lain :
1.
Prinsip 6B
a)
Benar pasien
b)
Benar obat
c)
Benar dosis
d)
Benar cara/rute
e)
Benar waktu
f)
Benar
dokumentasi
2.
8B 1W ( 8 Benar
1Waspada Efek Samping )
a)
Benar pasien
b)
Benar obat
c)
Prinsip Benar dosis
d)
Benar cara/rute
e)
Benar waktu
f)
Benar
dokumentasi
g)
Benar
Kadaluwarsa
h)
Benar informasi
i)
Waspada efek
samping
3.
12B
a)
Benar klien
b)
Benar obat
c)
Benar dosis
d)
Benar waktu
e)
Benar cara/rute
f)
Benar dokumentasi
g)
Benar pendidikan kesehatan
perihal medikasi klien
h)
Hak klien untuk menolak
i)
Benar pengkajian
j)
Benar evaluasi
k)
Benar reaksi
terhadap makanan
l)
Benar reaksi
dengan obat lain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar