4/09/2015

askeb hamil

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN NORMAL
Dosen Pembimbing: Triwik Sri Mulati, M.Mid.
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan











Disusun oleh:
Desi Purnamasari
P 27224013230
Reguler A



DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN DIII KEBIDANAN
2014




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Kehamilan adalah peristiwa alamiah, yang akan dialami oleh seluruh ibu yang mengharapkan anak. Namun demikian setiap kehamilan perlu perhatian khusus, untuk mencegah dan mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada persalinan, baik penyakit komplikasi dan lain-lain.
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kehamilan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pelayanan antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi. Dengan adanya antenatal care sebagai deteksi dini adanya kehamilan yang beresiko tinggi sebagai salah satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga antenatal care diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu.
Ibu hamil tersebut harus sering dikunjungi jika terdapat masalah dan hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan bila merasakan tanda-tanda kehamilan. Untuk itu ibu hamil terutama trimester ini untuk lebih sering memeriksakan diri sejak dini dengan tujuan untuk mengurangi penyulit saat inpartu. Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan pelayanan obstetrik dan neonatal, khususnya bidan harus mampu dan teerampil memberikan pelayanan sesuai dengan standart yang diterapkan.
Kehamilan dan kelahiran dianggap sebagai suatu kejadian fisiologis yang pada sebagian besar wanita berakhir dengan normal dan tanpa komplikasi (Departmen of Health, 1993). Pada akhir masa puerperium, pemulihan persalinan secara umum dianggap telah lengkap. Pandangan ini mungkin terlalu optimis. Bagi banyak wanita, pemulihan adalah sesuatu yang berlangsung terjadi dan menjadi seorang ibu adalah proses fisiologis yang normal. Namun, beberapa studi terbaru mengungkapkan bahwa masalah-masalah kesehatan jangka panjang yang terjadi setelah melahirkan adalah masalah yang banyak ditemui  dan dapat berlangsung dalam waktu lama (macArthur et al. 1991).
B.     Tujuan
1.         Tujuan Umum
Untuk menyelesaikan tugas yang diberikan dan untuk melaksanakan asuhan kebidanan secara optimal pada ibu dan anak selama dalam kehamilan, sehingga didapat ibu dan anak yang sehat.
2.         Tujuan Khusus
Menetapkan dan mengembangkan pola pikir secara ilmiah kedalam proses asuhan kebidanan serta mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan penulis diharapkan mampu:
a.    Mampu melaksanakan pengkajian data pada kehamilan normal.
b.    Mampu menginterpretasikan data yang tepat pada kehamilan normal.
c.    Mampu mengidentifikasi diagnosa potensial pada kehamilan normal.
d.   Mampu mengintervensi diagnosa  yang memerlukan penanganan segera
e.    Mampu merencanakan asuhan kebidanan yang menyeluruh.
f.     Mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan dengan aman pada kehamilan normal.
g.    Mampu mengevaluasi tindakan kebidanan pada kehamilan normal.
h.    Mampu mendokumentasikan hasil asuhan pada kehamilan normal.

C.    Manfaat Penulisan
  1. Bagi Penulis
Dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh serta mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara langsung pada ibu sehingga dapat digunakan sebagai berkas penulis didalam melaksanakan tugas sebagai bidan dengan manajemen kebidanan Varney.
  1. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai tambahan sumber kepustakaan dan perbandingan pada asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis.
  1. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi pada masyarakat tentang perubahan fisiologis kehamilan normal baik secara biologis dan psikologis serta masalah pada kehamilan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan. ( Ida Bagus Gde Manuaba, 1998 : 4 )
Kehamilan adalah proses pertemuan dan persenyawaan antara spermatozoa (sel mani) dengan sel telur ( ovum ) yang menghasilkan zigot. Ibu hamil adalah wanita yang tidak mendapatkan haid selama lebih dari satu bulan disertai tanda-tanda kehamilan subjektif dan objektif.
Suatu proses kehamilan akan terjadi bila 4 aspek penting berikut ini terpenuhi, yaitu :
1.         Adanya ovum atau sel telur. Ovum adalah suatu sel besar dengan diameter 0,01 mm. Ovum terdiri dari nukleus yang terapung-apung dalam vitelus, dilingkari oleh zona pelusida dan dilapisi korona radiata.
2.         Adanya spermatozoa yang berbentuk seperti kecebong. Spermatozoa terbagi atas 3 bagian yaitu kepala, leher dan ekor.
3.         Terjadinya konsepsi atau fertilisasi, yang merupakan suatu peristiwa penting, dimana bertemunya sperma dan ovum dan pada umumnya bertemu di ampula tuba.
4.         Adanya peristiwa nidasi, yaitu terbenamnya blastokist pada desidua.

B.     Proses Terjadinya Kehamilan
Setiap bulan wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari indung telur (ovulasi) yang ditangkap oleh umbai – umbai (fimbrai) dan masuk ke dalam sel telur. Waktu parsetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta – juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke sel telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasa terjadi dibagian yang mengembang dari tuba fallopi. Sekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat – yang melindungi ovum kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilisasi) Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak oleh rambut getar tuba menuju ruang rahim kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarung di ruang rahim. Peristiwa ini disebut nidasi (implantasi) Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira – kira enam sampai tujuh hari. Untuk menyuplai darah dan zat – zat makanan bagi mudigah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta). Jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi = fertilisasi), nidasi dan plasenta. (Rustam Mochtar, 1998 : 17)
1.      Sel telur (ovum)
Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi digenital ridge.
Menurut umur wanita, jumlah oogonium adalah :
a.       BBL = 750.000
b.      Umur 6 – 15 = 439.000
c.       Umur 16 – 25 tahun = 159.000
d.      Umur 26 – 35 tahun = 59.000
e.       Umur 35 – 45 tahun = 39.000
f.       Masa menopause = semua hilang
g.      Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis) :
1)                      Oogonia
2)                      Oosit pertama (primary oocyte)
3)                      Primary ovarian follicle
4)                      Liquar folliculi
5)                      Pematangan pertama ovum
6)                      Pematangan kedua ovum pada waktu sperma membuahi ovum
(Rustam Mochtar, 1998 : 17-18)
2.      Sel mani (spermatozoa)
Sperma bentuknya seperti kecebong, terdiri atas kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi inti (nucleus) leher yang menghubungkan kepala dengan bagian tengah dan ekor yang dapat bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang ekor kira – kira sepuluh kali bagian kepala.
Secara embrional, spermatogonium berasal dari sel – sel primitif tubulas testis. Setelah bayi laki – laki lahir, jumlah spermatogonium yang ada tidak mengalami perubahan sampai masa akil baliq. Pada masa pubertas dibawah pengaruh sel – sel interstial leyding. Sel – sel spermatogonium ini mulai aktif mengadakan mitosis dan terjadilah spermatogenesis. Urutan pertumbuhan sperma (spermatogenesis)
a.       Spermatogonium (membelah dua)
b.      Spermatosit pertama (membelah dua)
c.       Spermatosit kedua (membelah dua)
d.      Spermatid, kemudian tumbuh menjadi
e.       Spermatozoa (sperma)
(Rustam Mochtar, 1998 : 18)
3.      Pembuahan (konsepsi =fertilisasi)
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur di tuba fallopi, umumnya terjadi di ampula tuba, pada hari ke sebelas sampai empat belas dalam siklus menstruasi. Wanita mengalami ovulasi (peristiwa matangnya sel telur) sehingga siap untuk dibuahi, bila saat ini dilakukan coitus, sperma yang mengandung kurang lebih seratus sepuluh sampai seratus dua puluh juta sel sperma dipancarkan ke bagian atas dinding vagina terus naik ke serviks dan melintas uterus menuju tuba fallopi disinilah ovum dibuahi.
Hanya satu sperma yang telah mengalami proses kapitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelisuda mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma lain. Proses ini diikuti oleh penyatuan ke dua pronuklei yang disebut zigot, yang terdiri atas acuan genetic dari wanita dan pria. Pembuahan mungkin akan menghasilkan xx zigot menurunkan bayi perempuan dan xy zigot menurunkan bayi laki – laki.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan, mulailah pembelahan zigot selama tiga hari sampai stadium morula. Hasil konsepsi ini tetap digerakkan kearah rongga rahim oleh arus dan getaran rambut getar (silia) serta kontraksi tuba. Hasil konsepsi tuba dalam kavum uteri pada tingkat blastula. (Rustam Mochtar, 1998 : 18-19)
4.      Nidasi
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium. Blastula diselubungi oleh sutu sampai disebut trofoblas, yang mampu menghancurkan dan mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan endometrium berada dalam masa sekresi. Jaringan endometrium ini banyak mengandung sel – sel desidua yaitu sel – sel besar yang mengandung banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Blastula dengan bagian yang berisi massa sel dalam (inner cell mass) akan mudah masuk kedalam desidua, menyebabkan luka kecil yang kemudian sembuh dan menutup lagi.
Itulah sebabnya kadang – kadang pada saat nidasi terjadi sedikit perdarahan akibat luka desidua (tanda Hartman). Umumnya nidasi terjadi pada depan atau belakang rahim (korpus) dekat fundus uteri. Bila nidasi telah terjadi , dimulailah diferensiasi sel – sel blastula. Sel lebih kecil yang terletak dekat ruang exocoeloma membentuk entoderm dan yolk sac sedangkan sel – sel yang tumbuh besar menjadi entoderm dan membentuk ruang amnion. Maka terbentuklah suatu lempeng embrional (embrional plate) diantara amnion dan yolk sac.
Sel – sel trofoblas mesodermal yang tumbuh disekitar mudigah (embrio) akan melapisi bagian dalam trofoblas. Maka terbentuklah sekat korionik (chorionik membrane) yang kelak menjadi korion. Sel- sel trofoblas tumbuh menjadi dua lapisan yaitu sitotrofoblas (sebelah dalam) dan sinsitio trofoblas (sebelah luar)
Villi koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh bercabang – cabang dan disebut korion krondosum sedangkan yang berhubungan dengan desidua kapsularis kurang mendapat makanan sehingga akhirnya menghilang disebut chorion leave.
Dalam peringkat nidasi trofoblas dihasilkan hormon – hormon chorionic gonadotropin (HCG). (Rustam Mochtar, 1998 : 19-21)
5.      Plasentasi
Pertumbuhan dan perkembangan desidua sejak terjadi konsepsi karena pengaruh hormon terus tumbuh sehingga makin lama menjadi tebal. Desidua adalah mukosa rahim pada kehamilan yang terbagi atas :
a.       Desidua basalis
Terletak diantara hasil konsepsi dan dinding rahim, disini plasentater bentuk.
b.      Desidua kapsularis
Meliputi hasil konsepsi ke arah rongga rahim yang lama kelamaan bersatu dengan desidua vera kosena obliterasi .
c.       Desidua vera (parietalis)
Meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya. (Rustam Mochtar, 1998 : 21)

C.    Pertumbuhan dan Perkembangan Janin serta Perubahan-Perubahan Maternal
1.      Perubahan Perubahan Maternal
Suatu kehamilan normal biasanya berlangsung 280 hari. Selama itu terjadi perubahan yang menakjubkan baik pada ibu maupun perkembangan janin. Janin berkembang dari dua sel ke suatu bentuk yang mampu hidup di luar uterus. Badan ibu berubah untuk mendukung perkembangan dari kehidupan baru dan untuk menyiapkan masuknya janin di dunia luar ( di luar rahim ibunya ).
2.      Trimester Pertama
Tanda fisik pertama yang dapat dilihat pada beberapa ibu adalah perdarahan sedikit atau spoting sekitar 11 hari setelah konsepsi pada saat embrio melekat pada lapisan uterus. Jika seorang ibu mempunyai siklus menstruasi 28 hari, perdarahan ini terjadi beberapa hari sebelum ia akan mendapat menstruasi. Perdarahan implantasi ini biasanya kurang dari lamanya menstruasi yang normal. Setelah terlambat satu periode menstruasi, perubahan fisik berikutnya biasanya adalah nyeri dan pembesaran payudara diikuti oleh rasa kelelahan yang kronis / menetap dan sering kencing. Ibu akan mengalami dua gejala yang terakhir selama 3 bulan berikutnya. “Morning sickness” atau mual dan muntah biasanya dimulai sekitar 8 minggu dan mungkin berakhir sampai 12 minggu. Pada usia kehamilan 12 minggu pertumbuhan uterus diatas simpisis pubis bisa dirasakan. Ibu biasanya mengalami kenaikan berat badan sekitar 1-2 kg selama trimester pertama. (PusDikNaKes, 2003 : 11)
2.      Trimester Kedua
Uterus akan terus tumbuh. Pada usia kehamilan 16 minggu uterus biasanya berada pada pertengahan antara simpisis pubis dan pusat. Penambahan berat badan sekitar 0,4 – 0,5 kg/minggu. Ibu mungkin akan mulai merasa mempunyai banyak energi. Pada usia kehamilan 20 minggu fundus teraba dekat pusat. Payudara mulai mengeluarkan kolostrum. Ibu merasakan gerakan bayinya. Ia juga mengalami perubahan yang normal pada kulitnya meliputi adanya cloasma, linea nigra dan striae gravidarum.
3.      Trimester Ketiga
Pada usia kehamilan 28 minggu fundus berada pada pertengahan antara pusat dan xiphoid. Pada usia kehamilan 32 – 36 minggu fundus mencapai proxesus xiphoid. Payudara penuh dan nyeri tekan. Sering kencing kembali terjadi sekitar usia kehamilan 38 minggu bayi masuk atau turun ke dalam panggul. Sakit punggung dan sering kencing meningkat. Ibu mungkin menjadi sulit tidur. Kontraksi braxton hicks meningkat.

D.    Perubahan – Perubahan Janin
1.      Trimester Pertama
Dari gumpalan sel yang kecil, embrio berkembang dengan pesat menjadi janin. Pada akhir 12 minggu pertama kehamilan, jantungnya berdetak, usus – usus lengkap di dalam abdomen, genetalia eksternal mempunyai karakteristik laki – laki atau perempuan, anus sudah terbentuk dan muka seperti manusia. Janin dapat menelan, melakukan gerakan pernafasan, kencing, menggerakan anggota badan, mengedipkan mata dan mengerutkan dahi. Mulutnya membuka dan menutup. Berat janin sekitar 15 – 30 gram dan panjang 56 – 61 mm.
2.      Trimester Kedua dan Ketiga
Pada akhir kehamilan 20 minggu berat janin sekitar 340 gram dan panjang 16 – 17 cm. Ibu dapat merasakan gerakan bayi, sudah terdapat mekonium di dalam usus dan sudah terdapat verniks pada kulit. Pada usia kehamilan 28 minggu berat bayi lebih sedikit dari 1 kg dan panjangnya 23 cm. Ia mempunyai periode tidur dan beraktivitas, merespon pada suara dan melakukan gerakan pernafasan. Pada usia kehamilan 32 minggu berat bayi 1,7 kilo gram dan panjangnya 28 cm, kulitnya mengerut dan testis telah turun ke scrotum pada bayi laki – laki. Pada usia kehamilan 36 – 40 minggu, jika ibunya mendapatkan gizi yang cukup, kebanyakan berat bayinya antara 3 – 3,5 kg dan panjang 35 cm. (PusDikNaKes, 2003 : 11)

E.     Tahap – Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Janin serta Perubahan Maternal
1.      Minggu 0
a.       Perkembangan janin
Sperma membuahi ovum yang kemudian membagi dan masuk ke dalam uterus menempel sekitar hari ke 11.
2.      Minggu ke empat atau bulan ke satu
a.       Perkembangan janin
Dari diskus embrionik, bagian tubuh pertama muncul yang kemudian akan menjadi tulang belakang, otak dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah dan saluran pencernaan terbentuk. Embrio kurang dari 0.64 cm.
b.      Perubahan – perubahan maternal
Ibu terlambat menstruasi. Payudara menjadi nyeri dan membesar. Kelelahan yang kronis (menetap) dan sering kencing mulai terjadi dan berlangsung selama 3 bulan berikutnya HCG ada di dalam urine dan serum 9 hari.
3.      Minggu ke delapan atau bulan ke dua
a.       Perkembangan janin
Perkembangan cepat. Jantungnya mulai memompa darah. Anggota badan terbentuk dengan baik. Perut muka dan bagian utama otak dapat dilihat. Telinga terbentuk dari lipatan kulit tulang dan otot yang kecil terbentuk di bawah kulit.
b.      Perubahan – perubahan maternal
Mual muntah atau morning sicknes. Mungkin terjadi sampai usia kehamilan 12 minggu. Uterus berubah dari bentuk pear menjadi globular. Tanda – tanda hegar dan goodell muncul. Serviks fleksi. Leukorrhea meningkat. Ibu mungkin terkejut atau senang dengan kehamilannya. Penambahan berat badan belum terlihat nyata.
4.      Minggu ke dua belas atau bulan ke tiga
a.       Perkembangan janin
Embrio menjadi janin. Denyut jantung dapat terlihat dengan ultrasound. Diperkirakan lebih berbentuk manusia karena tubuh barkembang. Gerakan pertama dimulai selama minggu ke 12. jenis kelamin dapat diketahui. Ginjal memproduksi urine.
b.      Perubahan perubahan maternal
Tanda Chadwick muncul. Uterus naik diatas simpisis pubis. Kontraksi braxton hicks mulai dan mungkin terus berlangsung selama kehamilan. potensial untuk menderita infeksi saluran kencing meningkat dan ada selama kehamilan. Kenaikan berat badan sekitar 1- 2 kg selama trimester pertama. Plasenta sekarang berfungsi penuh dan memproduksi hormon.
5.      Minggu ke enambelas atau bulan ke empat
a.       Perkembangan janin
Sistem muskuloskeletal sudah matang. System syaraf mulai melaksanakan kontrol. Pembuluh darah berkembang dengan cepat. Tangan janin dapat menggenggam. Kaki menendang dengan aktif. Semua organ mulai matang dan tumbuh. Berat janin sekitar 0,2 kg. Denyut jantung janin dapat didengar dengan Doppler. Pancreas memproduksi insulin.
b.      Perubahan-perubahan maternal
Fundus berada di tengah antara simpisis dan pasti berat ibu bertambah 0,4-0,5 kg perminggu selama sisa kehamilan. Mungkin mempunyai lebih banyak energi. Diameter biparietal dapat diukur dengan ultrasound. Sekresi vagina meningkat (tetapi normal jika tidak gatal, iritasi / berbau busuk). Pakaian ibu menjadi ketat. Tekanan pada kandung kemih dan sering kencing berkurang.
6.      Minggu ke dua puluh atau bulan ke lima
a.       Perkembangan janin
Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada kulit. Alis, bulu mata dan rambut terbentuk. Janin mengembangkan jadwal yang teratur untuk tidur, menelan dan menendang.
b.      Perubahan-perubahan maternal
Fundus mencapai pusat. Payudara memulai sekresi kolostrum. Kantung ketuban menampung 400 ml cairan. Rasa akan pingsan dan pusing mungkin terjadi, terutama jika posisi berubah secara mendadak. Verises pembuluh darah mungkin mulai terjadi. Ibu merasakan gerakan janin. Areola bertambah gelap. Hidung tersumbat mungkin terjadi. Kram pada kaki mungkin ada. Konstipasi mungkin dialami.
7.      Minggu ke dua empat atau bulan ke enam
a.       Perkembangan janin
Kerangka berkembang dengan cepat karena sel pembentukan tulang meningkatkan aktifitasnya. Perkembangan pernafasan dimulai. Berat janin 0,7-0,8 kg.
b.      Perubahan-perubahan maternal
Fundus diatas pusat. Sakit punggung dan kram pada kaki mungkin mulai terjadi. Perubahan kulit bisa berupa striae gravidarium, chloasma, linea nigra, dan jerawat. Mimisan dapat terjadi. Mungkin mengalami gatal-gatal pada abdomen karena uterus membesar dan kulit meregang.
8.      Minggu ke dua delapan atau bulan ketujuh
a.       Perkembangan janin
Janin dapat bernafas, menelan dan mengatur suhu. “Surfactant” terbentuk di dalam paru – paru. Mata mulai membuka dan menutup. Ukuran janin 2/3 ukuran pada saat lahir.
b.      Perubahan – perubahan maternal
Fundus berada di pertengahan antara pusat dan xiphoid. Hemorrhoid mungkin terjadi. Pernafasan dada menggantikan pernafasan perut. Garis bentuk janin dapat dipalpasi. Mungkin lelah menjalani kehamilan dan ingin sekali menjadi ibu. Rasa panas dalam perut mungkin mulai terasa.
9.      Minggu ke tiga puluh dua atau bulan ke delapan
a.       Perkembangan janin
Simpanan lemak coklat berkembang di bawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi setelah lahir. Bayi sudah tumbuh 38 – 43 cm. Mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan fosfor.
b.      Perubahan – perubahan maternal
Fundus mencapai prosesus xiphoid. Payudara penuh dan nyeri tekan. Sering kencing mungkin kembali terjadi. Kaki bengkak dan sulit tidur mungkin terjadi. Mungkin juga mengalami dyspnea.
10.  Minggu ke tiga puluh delapan atau ke sembilan
a.       Perkembangan janin
Seluruh uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak bisa bergerak atau berputar banyak. Antibody ibu ditransfer ke bayi. Hal ini akan memberikan kekebalan untuk enam bulan pertama sampai system kekebalan bayi bekerja sendiri.
b.      Perubahan – perubahan maternal
Penurunan bayi ke dalam pelvic atau panggul ibu (lightening). Plasenta setebal hampir empat kali waktu usia kehamilan 18 minggu dan beratnya 0,5 – 0,6. ibu ingin sekali melahirkan bayi, mungkin memiliki energi final yang meluap. Sakit punggung dan sering kencing meningkat. Braxton hicks meningkat karena serviks dan segman bawah rahim disiapkan untuk persalinan. (PusDikNaKes,2003 : 12-13)

F.     Perubahan Anatomi Dan Fisiologi Pada Ibu Hamil
1.      Uterus
a.       Ukuran
Untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi dan hiperplasi otot polos rahim, serabut – serabut kolagennya menjadi higroskopik endometrium menjadi desidua ukuran pada kehamilan cukup bulan 30 x 25 x 20 cm dengan kapitasi lebih dari 4000 cc.
b.      Berat
Berat uterus naik secara luar biasa dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40 pekan).
c.       Bentuk dan Konsistensi
Pada bulan – bulan pertama kehamilan bentuk rahim seperti buah alpokat. Pada kehamilan empat bulan berbentuk bulat dan akhir kehamilan bujur telur. Rahim yang kira – kira sebesar telur ayam, pada kehamilan dua bulan sebesar telur bebek dan kehamilan tiga bulan sebesar telur angsa. Pada minggu pertama, isthmus rahim mengadakan hipertrofi dan bertambah panjang sehingga bila diraba terasa lebih panjang sehingga bila diraba terasa lebih lunak (soft) disebut tanda hegar. Pada kehamilan lima bulan, rahim teraba seperti berisi cairan ketuban, dinding rahim terasa tipis, karena itu bagian – bagian janin dapat diraba melalui dinding perut dan dinding rahim.
d.      Posisi Rahim
1)      Pada permulaan kehamilan, dalam letak anteflexi atau retroflexi.
2)      Pada 4 bulan kehamilan, rahim tetap berada dalam rongga pelvis.
3)      Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat mencapai batas hati.
4)      Rahim yang hamil biasanya mobilitasnya, lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri. (Rustam Mochtar, 1998 : 36)
e.       Vaskularisasi
Aa.uterin dan aa. Ovarika bertambah dalam diameter panjang dan anak – anak cabangnya. Pembuluh darah balik (vena) mengembang dan bertambah. ( Rustam Mochtar, 1998 : 36)
f.       Gambaran besarnya rahim dan tuanya kehamilan
1)      Pada kehamilan 16 minggu, kavum uteri seluruhnya diisi oleh amnion dimana desidua kapsularis dan desidua vera (parietalis) telah menjadi satu. Tinggi fundus uteri terletak antara pertengahan simphisis dan pusat. Plasenta telah terbentuk seluruhnya.
2)      Pada kehamilan 20 minggu, tinggi fundus uteri terletak 2 – 3 jari di bawah pusat.
3)      Pada kehamilan 24 minggu, tinggi fundus uteri terlatak setinggi pusat.
4)      Pada kehamilan 28 minggu, tinggi fundus uteri terletak 2 – 3 jari di atas pusat. Menurut Spiegelberg dengan mengukur tinggi fundus uteri dari simpisis adalah 26,7 cm diatas simpisis.
5)      Pada kehamilan 36 minggu, tinggi fundus uteri terletak 3 jari di bawah processus xiphoideus.
6)      Pada kehamilan 40 minggu, tinggi fundus uteri terletak sama dengan 8 bulan tapi melebar ke samping yaitu terletak diantara pertengahan pusat dan processus xiphoideus. ( Rustam Mochtar, 1998 : 52)
2.      Serviks uteri
Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (soft) disebut tanda goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mucus, karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warnanya menjadi livide disebut tanda Chadwick. ( Rustam Mochtar, 1998 : 35)
3.      Ovarium (indung telur)
Ovulasi terhenti. Masih terdapat korpus luteum graviditas sampai terbentuknya uri yang mengambil alih pengeluaran estrogen dan progesterone (kira – kira pada kehamilan 16 minggu dan korpus luteum graviditas berdiameter kurang lebih 3 cm). Kadar relaxin di sirkulasi maternal dapat ditentukan dan meningkat dalam trimester pertama. Relaxin mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi baik hingga aterm. (Rustam Mochtar, 1998 : 35)
4.      Vagina dan vulva
Vagina dan vulva terjadi perubahan karena pengaruh estrogen. Akibat hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau kebiruan. Warna livid pada vagina atau portio serviks disebut tanda Chadwick. (Rustam Mochtar, 1998 : 35)
5.      Dinding Perut (Abdominal Well)
Pembesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya serabut elastik di bawah kulit sehingga timbul striae gravidarum. Kulit perut pada linea alba bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra. ( Rustam Mochtar, 1998 : 36)
6.      Mammae
Selama kahamilan payudara bertambah besar, tegang, berat. Dapat teraba noduli – noduli, akibat hipertrofi kelenjar alveoli, bayangan vena – vena lebih membiru. Hiperpigmentasi pada puting susu dan areola payudara. Kalau diperas keluar air susu jolong (kolostrum) berwarna kuning. ( Rustam Mochtar, 1998 : 40)
Perkembangan payudara ini karena pengaruh hormon saat kehamilan yaitu estrogen, progesterone dan somatomamotropin.
a)      Fungsi hormon yang mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI, antara lain:
(1)   Estrogen, berfungsi :
(a)    Menimbulkan hipertrofi system saluran payudara.
(b)   Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga payudara tampak makin besar.
(c)    Tekanan serat syaraf akibat penimbunan lemak, air dan garam menyebabkan rasa sakit pada payudara.
(2)   Progesteron, berfungsi :
(a)    Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi.
(b)   Menambah sel asinus.
(3)   Somatomamotropin, berfungsi :
(a)    Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin dan laktoglobulin.
(b)   Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara. ( Hanifa Wiknjosastro, 2002 : 95 )
b)      Perubahan payudara pada ibu hamil
(1)   Payudara menjadi lebih besar
(2)   Areola payudara makin hitam karena hiperpigmentasi.
(3)   Glandula Montgomery makin tampak menonjol dipermukaan areola mamae.
(4)   Pada kehamilan 12 minggu keatas dari puting susu keluar cairan putih jernih (kolostrum) yang berasal dari kelenjar asinus yang mulai bereaksi.
(5)   Pengeluaran ASI belum berjalan oleh karena prolaktin ini ditekan oleh PIH (Prolaktine Inhibiting Hormone).
(6)   Setelah persalinan , dengan dilahirkannya plasenta pengaruh estrogen, progesterone dan somotomammotropin terhadap hipotalamus hilang sehingga prolaktin dapat dikeluarkan dan laktasi terjadi. ( Hanifa Wiknjosastro, 2002 : 95 )
7.      Sirkulasi darah
a)      Volume darah
Volume dan darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir trimester pertama. Volume darah akan bertambah banyak, kira – kira 25 % dengan puncaknya pada kehamilan 32 minggu, diikuti curah jantung (cardiac output) yang meningkat sebanyak kurang lebih 30%. Akibat hemodilusi yang mulai jelas kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu yang menderita penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasio kordis. Kenaikan plasma darah dapat mencapai 40% saat mendekati cukup bulan. (Rustam Mochtar, 1998 : 37)
b)      Nadi dan tekanan darah
Tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester kedua dan naik lagi seperti pada prahamil. Tekanan vena dalam batas – batas normal. Pada ekstremitas atas dan bawah cenderung naik setelah akhir trimester pertama. Nadi biasanya naik, nilai rata – ratanya 84 kali permenit. ( Rustam Mochtar, 1998 :38 )
c)      Jantung
Pompa jantung mulai naik kira – kira 30%. Setelah kehamilan 3 bulan dan menurun lagi pada minggu – minggu terakhir kehamilan. ( Rustam Mochtar, 1998 : 38 )
8.      Sistem respirasi
Wanita hamil sering mengeluh sesak dan pendek napas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan ke arah diafragma akibat pembesaran rahim. Kapasitas vital paru meningkat sedikit selama hamil. Seorang wanita hamil selalu bernafas dada (thoracic breathing). ( Rustam Mochtar, 1998 : 38)
9.      Saluran pencernaan
Pada bulan – bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek (nausea). Mungkin ini akibat kadar hormon estrogen yang meningkat. Tonus otot – otot traktus digestivus menurun sehingga motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan lebih lama berada di dalam lambung dan apa yang telah dicernakan lebih lama berada dalam usus – usus. Hal ini mungkin baik untuk resorpsi akan tetapi menimbulkan pola obstipasi yang memang merupakan salah satu keluhan utama wanita hamil. Tidak jarang dijumpai pada bulan – bulan pertama kehamilan gejala muntah (emesis). Biasanya terjadi pada pagi hari, dikenal sebagai morning sickness. Emesis, bila terlampau sering dan terlalu banyak dikeluarkan disebut hiperemesis gravidarum, keadaan ini patologik. Salivasi ini adalah pengeluaran air liur berlebihan daripada biasa. Bila terlampau banyak, inipun menjadi patologik. (Hanifa Wiknjosastro, 2002 : 97 )
10.  Traktus urinarius
Pada bulan – bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul, keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Dalam kehamilan ureter kanan dan kiri membesar karena pengaruh progesterone. Akan tetapi ureter kanan lebih membesar daripada ureter kiri karena mengalami lebih banyak tekanan dibandingkan dengan ureter kiri. Hal ini disebabkan olehkarena uterus lebih sering memutar ke arah kanan. Mungkin karena orang bergerak lebih sering memakai tangan kanannya atau disebabkan oleh letak kolon dan sigmoid yang berada di belakang kiri uterus. Akibat tekanan pada ureter kanan tersebut lebih sering dijumpai hidroureter dekstra dan pielitis dekstra. Disamping sering kencing tersebut diatas terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69 %. Reabsorbsi di tubulus tidak berubah sehingga lebih banyak dapat dikeluarkan urea, asam folik dalam kehamilan. ( Hanifa Wiknjosastro, 2002 : 97)
11.  Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat – alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan oleh pengaruh Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang meningkat. MSH ini adalah salah satu hormon yang juga dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis. Kadang – kadang terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, dan hidung dikenal sebagai cloasma gravidarum. Di daerah leher sering terdapat hiperpigmentasi yang sama juga di areola mamae. Linea alba pada kehamilan menjadi hitam dikenal sebagai linea grisea. Tidak jarang dijumpai kulit perut seolah – olah retak – retak, warnanya berubah agak hiperemik dan kebiru – biruan disebut striae livide. Setelah partus striae livide ini berubah warnanya menjadi putih dan disebut striae albikantes. Pada seorang multigravida sering tampak striae livide bersama striae albikantes. ( Hanifa Wiknjosastro, 2002 : 97 – 98 )
12.  Sistem Endokrin
Beberapa kelenjar endokrin terjadi perubahan seperti :
a)      Kelenjar tiroid : dapat membesar sedikit
b)      Kelenjar hipofise : dapat membesar terutama lobus anterior
c)      Kelenjar adrenal : tidak begitu terpengaruh
13.  Metabolisme
Umumnya kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, karena itu wanita hamil perlu mendapat makanan yang bergizi dan dalam kondisi sehat.
a)      Tingkat metabolic basal(basal metabolic rate,BMR) pada wanita hamil meninggi hingga 15-20%, terutama pada trimester akhir.
b)      Keseimbangan asam –alkali (acic base balance) sedikit mengalami perubahan konsentrasi alkali:
(1)   Wanita tidak hamil :155 mEg/liter
(2)   Wanita hamil : 145 mEg/liter
(3)   Natrium serum : turun dari 142 menjadi 135 mEg/liter
(4)   Bikarbonat plasma : turun dari 25 menjadi 22 mEg/ liter
c)      Dibutuhkan protein yang banyak untuk perkembangan fetus,alat kandungan, payudara, dan badan ibu, serta untuk persiapan laktasi.
d)     Hidrat arang: seorang wanita hamil sering merasa haus, nafsu makan kuat, sering kencing, dan kadang kala dijumpai glukosuria yang mengingatkan kita pada diabetes melitus. Dalam keadaaan hamil, pengaruh kelenjar endokrin agak terasa, seperti somatomamotropin, plasma insulin dan hormon-hormon adrenal 17-ketosteroid. Untuk rekomendasi, harus diperhatikan sungguh-sungguh hasil GTT oral dan GTT intravena.
e)      Metabolisme lemak juga terjadi. Kadar kolesterol meningkat sampai 350 mg atau lebih per 100 cc. Hormon somatomamotropin mempunyai peranan dalam pembentukan lemak pada payudara. Deposit lemak lainya terdapat di badan, perut, paha dan lengan.
f)       Metabolisme mineral
(1)   Kalsium dibutuhkan rata – rata 1,5 gram sehari sedangkan untuk pembentukan tulang terutama dalam trimester terakhir dibutuhkan 30 – 40 gram.
(2)   Fosfor : dibutuhkan rata-rata 2 g/hari.
(3)   Zat besi : dibutuhkan tambahan zat besi kurang lebih 800 mg, atau 30-50 mg sehari.
(4)   Air : Wanita hamil cenderung mengalami retensi air.
g)      Berat badan wanita hamil akan naik sekitar 6,5-16,5 kg. Kenaikan berat badan yang terlalu banyak ditemukan pada keracunan hamil pre-eklamasi dan eklamsi) kenaikan berat badan wanita hamil disebabkan oleh :
(1)   Janin , uri, air ketuban, uterus.
(2)   Payudara,kenaikan volume darah,lemak, protein,dan retensi air.
h)      Kebutuhan kalori meningkat selama kehamilan dan laktasi. Kalori yang dibutuhkan untuk ini terutama diperoleh dari pembakaran zat arang,khususnya sesudah kehamilan 5 bulan keatas. Namun bila dibutuhkan, dipakai lemak ibu untuk mendapatkan tambahan kalori.
i)        Wanita hamil memerlukan makanan yang bergizi dan harus mengandung banyak protein. Di Indonesia masih banyak dijumpai penderita defisiensi zat besi dan vitamin B, oleh karena itu wanita hamil harus diberikan Fe dan roboransia yang berisi mineral dan vitamin. ( Rustam Muchtar, 1998 : 39-40 )
14.  Sistem Muskuloskeletal
Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesterone dan elastin dalam kehamilan menyebabkan kelemahan jaringan ikat dan ketidakseimbangan persendian.
Akibat dari perubahan fisik selama kehamilan adalah :
a)      Peregangan otot - otot
b)      Pelunakan ligamen - ligamen
Area yang paling dipengaruhi oleh perubahan – perubahan tersebut adalah:
a)      Tulang belakang (curva lumbar yang berlebihan)
b)      Otot – otot abdomal (meregang ke atas uterus hamil)
c)      Otot dasar panggul (menahan berat badan dan tekanan uterus)
Bagi ibu hamil, bagian ini merupakan titik-titik kelemahan struktural dan bagian bermasalah yang potensial dikarenakan beban dan menekan kehamilan . Oleh karena itu masalah postur merupakan hal biasa dalam kehamilan :
a)      Bertambahnya beban dan perubahan struktur dalam kehamilan merubah dimensi tubuh dan pusat gravitasi.
b)      Ibu hamil mempunyai kecenderungan besar membentur benda-benda ( dan memar biru ) dan kehilangan keseimbangan ( lalu jatuh ). ( PusDikNaKes, 2003 :100 )

G.    Perubahan-Perubahan Psikologis pada Ibu Hamil
Selama ibu hamil kebanyakan wanita mengalami perubahan psikologis dan emosional. Seringkali kita mendengar seorang wanita mengatakan betapa bahagianya dan karena menjadi seorang ibu dan bahwa dia sudah memilihkan sebuah nama untuk bayi yang akan dilahirkanya . Namun tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah dalam kehamilanya, khawatir kalau ada kemungkinan dia kehilangan kecantikanya bahwa ada kemungkinan bayinya tidak normal. Sebagai seorang bidan anda harus menyadari adanya perubahan-perubahan tersebut pada wanita hamil agar dapat memberikan dukungan dan memperhatikan keprihatinan, kehamilan, ketakutan, dan pertanyaannya. ( PusDikNaKes, 2003 : 27 )
1.      Trimester pertama (1-3 bln)
Segera setelah konsepsi kadar hormon progesterone dan estrogen dalam kehamilan akan meningkat dan ini akan menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah, dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan seringkali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Seringkali biasanya pada awal kehamilanya ibu berharap untuk tidak hamil.
Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tenda-tanda untuk lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama, karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukanya kepada orang lain / dirahasiakanya. ( PusDikNaKes, 2003 : 27 )
Hasrat untuk melakukan hubungan sex, pada wanita trimester pertama ini berbeda. Walaupun beberapa wanita mengalami gairah sex yang lebih tinggi, kebanyakan mereka mengalami penurunan libido selama periode ini, keadaan ini menciptakan kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan suami. Banyak wanita merasa butuh untuk dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa berhubungan sex. Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan ,rasa mual ,pembesaran payudara, keprihatinan, dan kekhawatiran. Semua ini merupakan bagian normal dari proses kehamilan pada trimester pertama.
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui bahwa dirinya akan menjadi ayah adalah timbulnya kebanggaan atas kemampuannya mempunyai keturunan bercampur dengan keprihatinan akan kesiapan untuk menjadi seorang ayah dan mencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang mulai hamil dan menghindari hubungan seks karena takut akan mencederai bayinya. Adapula pria yang hasrat seksnya terhadap wanita hamil relatif lebih besar. Disamping respon yang diperlihatkannya, seorang ayah perlu dapat memahami keadaan ini dan menerimanya. ( PusDikNaKes, 2003 :27)
2.      Trimester kedua ( 4 – 6 bulan )
Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya sebagai seorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama dan merasakan meningkatnya libido. ( PusDikNaKes, 2003 : 27)
Ibu merasa lebih stabil, kesanggupan mengatur diri lebih baik, kondisi atau keadaan ibu lebih menyenangkan, ibu mulai terbiasa dengan perubahan fisik tubuhnya, janin belum terlalu besar sehingga belum menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu sudah mulai menerima dan mengerti tentang kehamilannya. ( Tri Rusmi Widayatun, 1999 :154)
3.      Trimester Ke tiga (7 – 9 bulan)
Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang – kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu – waktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau – kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi yang akan dilahirkannya dan bagaimana rupanya. Mungkin juga nama bayi yang akan dilahirkan sudah dipilih.
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua. Keluarga mulai menduga – duga tentang jenis kelamin bayinya ( apakah laki – laki atau perempuan ) dan akan mirip siapa. Bahkan mereka mungkin juga sudah memilih sebuah nama untuk bayinya. ( PusDikNaKes, 2003 : 28 )
Berat badan ibu meningkat, adanya tekanan pada organ dalam, adanya perasaan tidak nyaman karena janinnya semakin besar, adanya perubahan gambaran diri ( konsep diri, tidak mantap, merasa terasing, tidak dicintai, merasa tidak pasti, takut, juga senang karena kelahiran sang bayi ). ( Tri Rusmi Widayatun, 1999 : 154 )

H.    Diagnosa Kehamilan
1.      Lama Kehamilan
Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan ( lunar months ). Ibu termuda yang hamil dan melahirkan adalah Lina Medina berumar 4 tahun 8 bulan, ibu tertua yang hamil dan melahirkan berumur 52 tahun. Kehamilan dibagi atas tiga triwulan ( trimester ): kehamilan triwulan satu antara 0 – 12 minggu, kehamilan triwulan dua antara 12 – 28 minggu dan kehamilan triwulan tiga antara 28 – 40 minggu.
2.      Tanda dan Gejala Kehamilan
a.       Tanda – tanda presumtif (dugaan hamil)
1)      Amenorea
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan (TTP) yang dihitung dengan menggunakan rumus dari Naegele. TTP (hari pertama HT + 7) dan ( bulan HT -3) tahun +1
2)      Mual dan muntah ( nausea and vomiting )
Biasanya terjadi pada bulan – bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari disebut morning sickness ( sakit pagi ). Bila mual dan muntah terlalu sering disebut hiperemesis.
3)      Mengidam ( ingin makanan khusus )
Ibu hamil sering meminta makanan/minuman tertentu terutama pada bulan – bulan triwulan pertama tidak tahan suatu bau – bauan.
4)      Pingsan
Bila berada pada tempat – tempat ramai yang sesak dan padat bisa pingsan.
5)      Tidak ada selera makan ( anoreksia )
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan kemudian nafsu makan timbul kembali.
6)      Lelah ( fatigue )
7)      Payudara
Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan progesterone yang merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terlihat lebih membesar.
8)      Miksi
Miksi sering karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
9)      Konstipasi / obstipasi
Konstipasi terjadi karena tonus otot – otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid.
10)  Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai di muka ( cloasma gravidarum ), areola payudara, leher dan dinding perut ( linea nigra = grisea )
11)  Epulis = hipertrofi dari papil gusi.
12)  Pemekaran vena – vena (varices)
Pemekaran vena-vena ( varises ) dapat terjadi pada kaki, betis dan vulva biasanya dijumpai pada triwulan akhir.
b.      Tanda –Tanda Kemungkinan Hamil
1)      Perut membesar
2)      Uterus membesar terjadi perubahan dalam bentuk besar dan konsistensi dari rahim.
3)      Tanda hegar
4)      Tanda chadwick
5)      Tanda piscaseck
6)      Kontraksi – kontraksi kecil uterus bila dirangsang = braxton hicks
7)      Teraba ballotement
8)      Reaksi kehamilan positif
c.       Tanda pasti (tanda positif)
1)      Gerakan janin yang dapat dilihat / dirasa / diraba juga bagian – bagian janin
2)      Denyut jantung janin
a)      Didengar dengan stetoskop monoral laennec.
b)      Dicatat dan didengar dengan alat Doppler.
c)      Dicatat dengan foto elektro kardiogram.
d)     Dilihat pada ultrasonografi.
3)      Terlihat tulang – tulang janin dalam foto rontgen

3.      Diagnosis Banding Kehamilan
Suatu kehamilan kadang kala harus dibedakan dengan keadaan / penyakit yang dalam pemeriksaan meragukan.
a)      Hamil palsu (pseudocyesis = kehamilan sporia).
Gejala dapat sama dengan kehamilan seperti amenorhea, perut membesar, mual muntah, air susu keluar dan bahkan wanita ini merasakan gerakan janin. Namun pada pemeriksaan, uterus tidak membesar, tanda – tanda kehamilan lain dan reaksi kehamilan negatif.
b)      Mioma uteri
Perut dan rahim membesar namun pada perabaan, rahim terasa padat, kadang kala berbenjol – benjol. Tanda kehamilan negatif dan tidak dijumpai tanda – tanda kehamilan lainnya.
c)      Kista ovari
Perut membesar bahkan makin bertambah besar namun pada pemeriksaan dalam, rahim teraba sebesar biasa. Reaksi kehamilan negatif, tanda – tanda kehamilan lain negatif.
d)     Kandung kemih penuh dan terjadi retensi urin.
Pada pemasangan kateter keluar banyak air kencing.
e)      Hematometra
Uterus membesar karena terisi darah yang disebabkan himen inperforata stenosis vagina / serviks.
Diagnosis banding nulipara dan multipara
b)      Nulipara
Perut tegang, pusat menonjol, rahim tegang, payudara tegang, labia mayor nampak bersatu, himen koyak pada beberapa tempat, vagina sempit dengan rugae yang utuh, servik (licin, bulat dan tidak dapat dilalui oleh satu ujung jari), perineum utuh dan baik, pembukaan serviks (serviks mendatar dulu baru membuka dan pembukaan rata – rata 1 cm dalam 2 jam), bagian terbawah janin turun pada 4 – 6 minggu akhir kehamilan, persalinan hampir selalu dengan episiotomi.
c)      Multipara
Perut longgar, perut gantung, banyak striae, pusat tidak begitu menonjol, rahim agak lunak, payudara kurang tegang dan tergantung, ada striae, labia mayora terbuka, himen kurunkula himenalis, vagina lebih lebar, rugae kurang menonjol, serviks bisa terbuka satu jari, kadang kala ada bekas robekan persalinan yang lalu, perineum bekas robekan/episiotomi, pembukaan serviks mendatar sambil membuka hampir sekaligus dan 2 cm dalam 1 jam, bagian terbawah janin biasanya tidak terfiksir pada PAP sampai persalinan mulai, persalinan tidak selalu dengan episiotomi. ( Rustam Mochtar, 1998 : 43-46 )

I.       Penatalaksanaan Kehamilan Normal
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu mak perlu penanganan yang sesuai dengan keadaan perubahan yang terjadi. Ibu hamil harus lebih sering dikunjungi jika terdapat masalah dan ia hendaknya disarankan untuk menemui petugas kesehatan jika ia merasakan tanda-tanda bahaya atau jika ia merasa khawatir untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan sehubungan dengan hal-hal diatas petugas kesehatan akan memberikan asuhan antenatal yang lebih baik dengan tujuan :
1.      Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang bayi.
2.      Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, social ibu, dan bayi.
3.      Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang miungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum kebidanan dan pembedahan.
4.      Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5.      Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif.
6.      Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tmbuh kembang secara normal.

J.      Asuhan Antenatal Standar 7 T
1.      Timbang berat badan.
2.      Ukur tekanan darah.
3.      Ukur Tinggi fundus uteri
4.      Beri Imunisasi TT
5.      Beri Tablet Fe
6.      Test PMS
7.      Temu wicara dalam rangka rujukan

K.    Langkah-Langkah Asuhan Antenatal
1.      Sapa ibu dan keluarganya dan membuatnya merasa nyaman.
2.      Mendapatkan riwayat kehamilan ibu dengan cara mendengarkan dengan teliti (melakukan anamnese).
3.      Melakukan pemeriksaan fisik yang terdiri dari :
a.       Keadaan umum dan tanda-tanda vital termasuk tinggi badan,berat badan.
b.      Status obstetric berupa inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
c.       Melakukan pemeriksaan Leopold I-IV yaitu :
1)      Leopold I
Kaki penderita dibengkokan pada lutut dan lipat paha, pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita dan melihat kearah muka penderita. Rahim dibawa ketengah dan tentukan tinggi fundus uteri serta tentukan bagian apa dari anak yang terdapat di fundus ini untuk menentukan tuanya kehamilan.
2)      Leopold II
Kedua tangan pindah kesamping menentukan dimana punggung janin. punggung janin terdapat di pihak yang memberikan rintangan yang terbesar, dan carilah bagian-bagian kecil yang biasanya terletak bertentangan dengan fihak yang memberikan rintangan yang terbesar.
3)      Leopold III
Dipergunakan satu tangan saja, bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari yang lainnya dan cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.
4)      Leopold IV
Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat kearah kaki si penderita, dengan keduatangan, tentukan apa yang menjadi bagian bawah.Tentukan pula apakah bagian bawah sudah masuk kedalam pintu atas panggul, dan berapa masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul.
d.      Pemeriksaan auskultasi ( periksa dengar )
Dilakukan dengan menggunakan stestoscope yang biasa digunakan adalah jenis monokuler untuk memeriksa detak jantung janin.
4.      Melakukan pemeriksaan laborat.
5.      Memberikan konseling tentang :
a.       Gizi : menyarankan penderita untuk mengkomsumsi makanan yang mengandung protein dan zat besi.
b.      Latihan senam hamil
c.       Perubahan fisiologis : perubahan pada payudara, berat badan bertambah,mual pada trimester I ,varises.
d.      Menasehati ibu untuk mencari pertolongan segera jika ia mendapati tanda-tanda : perdarahan pervaginam, sakit kepala lebih dari biasa, gangguan penglihatan, pembengkakan pada wajah, nyeri abdomen (epigastrik) janin tidak bergerak sebanyak biasanya.
e.       Merencanakan dan mempersiapkan kelahiran yang aman dan bersih.
f.       Menjaga kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, buah dada, daerah genetalia) dengan cara dibersihkan dan dikeringkan.
g.      Menjelaskan cara merawat payudara terutama pada ibu yang mempunyai putting susu rata atau masuk kedalam dilakukan 2 kali sehari selama 5 menit
h.      Memberikan tablet zat besi 90 tablet mulai minggu ke 20.
i.        Memberikan imunisasi TT 0,5 cc
j.        Menjadwalkan kunjungan berikutnya.
k.      Mendokumenkan kunjungan tersebut.
Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
a.       Mengupayakan kehamilan yang sehat.
b.      Melakukan deteksi dini komplikasi,melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan.
c.       Persiapan persalinan yang bersih dan aman.
d.      Perencanaan antisipasi dan persiapan dini melakukan rujukan, jika terjadi komplikasi.
Kebijakan teknis :
Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat, itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilan.

L.     Komplikasi Kehamilan
1.      Pengertian
Komplikasi kehamilan adalah kegawat daruratan obstetrik yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi (Prawirohardjo, 1999).
2.      Macam-macam komplikasi kehamilan
Menurut Dep Kes RI (1997), jika tidak melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi komplikasi-komplikasi yang terbagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut :
a.       Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
1)      Perdarahan
2)      Pre-eklampsia/eklampsia
3)      Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
4)      Hidramnion
5)      Ketuban Pecah Dini
b.      Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :
1)      Penyakit Jantung
2)      Tuberculosis
3)      Anemia
4)      Malaria
c.       Komplikasi yang Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik komplikasi akibat kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran) (Dewi, 2009).

1)      Perdarahan
Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada perdarahan kehamilan sebelum 28 minggu (Mochtar, 1998). Jika perdarahan terjadi di tempat yang jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan tersebut tidak mampu melakukan tindakan yang diperlukan, maka umumnya kematian maternal akan terjadi (Rochjati, 2003).
Perdarahan yang berhubungan dengan persalinan dibedakan dalam dua kelompok utama yaitu perdarahan antepartum dan perdarahan postpartum. Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam yang terjadi sebelum bayi lahir. Perdarahan yang terjadi sebelum kehamilan 28 minggu seringkali berhubungan dengan aborsi atau kelainan. Perdarahan kehamilan setelah 28 minggu dapat disebabkan karena terlepasnya plasenta secara prematur, trauma, atau penyakit saluran kelamin bagian bawah (Depkes RI, 2000).
Klasifikasi perdarahan
a)      Plasenta previa
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir.
Gejala dan tanda:
Perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut, sifat perdarahannya tanpa sebab, tanpa nyeri, dan berulang, kadang-kadang perdarahan terjadi pada pagi hari sewaktu bangun tidur.
Penanganan:
Menurut Eastman bahwa tiap perdarahan trimester ketiga yang lebih dari show (perdarahan inisial), harus dikirim ke rumah sakit tanpa dilakukan manipulasi apapun, baik rektal maupun vaginal.
Apabila pada penilaian baik, perdarahan sedikit, janin masih hidup, belum inpartu, kehamilan belum cukup 37 minggu, atau tafsiran berat janin dibawah 2500 gram, maka kehamilan dapat dipertahankan, istirahat, pemberian obat-obatan dan dilakukan observasi dengan teliti.
b)      Solusio plasenta
Suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal, terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir.
Gejala dan tanda:
Perdarahan dengan rasa sakit, perut terasa tegang, gerak janin berkurang, palpasi bagian janin sulit diraba, auskultasi jantung janin dapat terjadi asfiksia ringan dan sedang, dapat terjadi gangguan pembekuan darah.
Penanganan:
Perdarahan yang berhenti dan keadaan baik pada kehamilan prematur dilakukan perawatan inap dan pada plasenta tingkat sedang dan berat penanganannya dilakukan di rumah sakit (Saifuddin, 2002 : 92).
2)      Pre-eklamsia atau eklamsia
Pre eklamsia/eklamsia adalah kondisi ibu yang disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan, dengan tanda-tanda oedem (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi, dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urine dari laboratorium. Kematian karena eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre-eklampsia berat (Dewi, 2009).
a)        Pre eklamsia
Pre eklamsia adalah suatu keadaan dengan timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah lahir.
Pre eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan yang dapat menyebabkan kematian pada ibu dan janinnya. Penyakit ini pada umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan dan dapat terjadi pada waktu antepartum, intrapartum, dan pasca persalinan (Prawirohardjo, 1999).
Gejala dan tanda:
Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan dan muka, sakit kepala hebat, kenaikan tekanan darah secara mendadak sampai 140/90 mmHg atau lebih, proteinuria sebanyak 0,3 gram/liter dalam air kencing 24 jam.
Penanganan umum:
Istirahat (tirah baring), diet rendah garam, diet tinggi protein, suplemen kalsium, magnesium, obat anti hipertensi dan dirawat di rumah sakit bila ada kecenderungan menjadi eklamsia.
b)        Eklamsia
Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan neurologik) dan/atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklampsia.
Eklamsia merupakan kelanjutan dari “pre eklamsia berat” ditambah dengan kejang atau koma yang dapat berlangsung mendadak.
Gejala dan tanda:
Eklamsia ditandai oleh gejala-gejala pre eklamsia berat (hipertensi, oedem, dan protein urine) dan kejang atau koma, kadang-kadang disertai gangguan fungsi organ.
Penanganan:
Pengobatan tetap isolasi ketat di rumah sakit. Hindari kejang yang dapat menimbulkan penyulit yang lebih berat. (Prawirohardjo, 2008 : 212).
3)      Kelainan letak (letak lintang dan letak sungsang)
a)      Letak Lintang
Letak lintang adalah keadaan sumbu memanjang janin kira-kira tegak lurus dengan sumbu memanjang tubuh ibu.
Letak lintang adalah suatu keadaan di mana janin melintang di dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi yang lain. Pada umumnya bokong berada sedikit lebih tinggi dari pada kepala janin, sedangkan bahu berada pada pintu atas panggul (Hariadi, 1999).
Penyebab:
Penyebab dari letak lintang sering merupakan kombinasi dari berbagai faktor. Faktor – faktor tersebut adalah :
1.      Fiksasi kepala tidak ada, karena panggul sempit, hidrosefalus, anensefalus, plasenta previa, dan tumor – tumor pelvis.
2.      Janin sudah bergerak pada hidramnion, multiparitas, anak kecil, atau sudah mati.
3.      Gemelli (kehamilan ganda).
4.      Kelainan uterus, seperti arkuatus, bikornus, atau septum.
5.      Lumbar skoliosis.
6.      Pelvic, kandung kemih, dan rektum yang penuh (Mochtar, 1998).
Sebab terpenting terjadinya letak lintang ialah multiparitas disertai dinding uterus dan perut yang lembek (Hariadi, 1999).
Penanganan:
Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi lutut dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi lutut dada sampai persalinan.
Pada multigravida umur kehamilan kurang dari 32 minggu posisi lutut dada, jika lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal posisi lutut dada sampai persalinan (Dasuki, 2000).
b)      Letak Sungsang
Letak sungsang merupakan kelainan letak janin di dalam rahim pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), dengan kepala di atas dan bokong atau kaki di bawah. Bayi letak sungsang lebih sukar lahir, karena kepala lahir terakhir (Rochjati, 2003).
Penyebab:
Menurut Manuaba (1998), penyebab letak sungsang dapat berasal dari pihak ibu (keadaan rahim, keadaan plasenta, keadaan jalan lahir) dan dari janin (tali pusat pendek, hidrosefalus, kehamilan kembar, hidramnion, prematuritas) (Dewi, 2009).
Penanganan:
Pada primigravida umur kehamilan kurang dari 28 minggu dianjurkan posisi lutut dada, jika lebih dari 28 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal dianjurkan posisi lutut dada sampai persalinan.
Pada multigravida umur kehamilan kurang dari 32 minggu posisi lutut dada, jika lebih dari 32 minggu dilakukan versi luar, kalau gagal posisi lutut dada sampai persalinan (Dasuki, 2000).
4)      Hidramnion
Yaitu kehamilan dengan jumlah air ketuban lebih dari 2 liter. Keadaan ini mulai tampak pada trimester III, dapat terjadi secara perlahan-lahan atau sangat cepat. Pada kehamilan normal, jumlah air ketuban ½ sampai 1 liter. Karena rahim sangat besar akan menekan pada organ tubuh sekitarnya, yang menyebabkan keluhan -keluhan sebagai berikut :
a)      Sesak napas, karena sekat rongga dada terdorong ke atas.
b)      Perut membesar, nyeri perut karena rahim berisi air ketuban 2 liter.
c)      Pembengkakan pada kedua bibir kemaluan dan tungkai.
Penyebab
a)      Produksi air ketuban bertambah
Yang diduga menghasilkan air ketuban ialah epitel amnion, tetapi air ketuban dapat bertambah karena cairan lain masuk ke dalam ruangan amnion. Misalnya air kencing anak atau cairan otak pada anenchepalus.
b)      Pengeluaran air ketuban terganggu
Air ketuban yang telah dibuat dialirkan dan diganti dengan yang baru. Salah satu jalan pengaliran ialah ditelan oleh janin, diabsorbsi oleh usus dan dialirkan ke plasenta, akhirnya masuk ke peredaran darah ibu. Jalan ini kurang terbuka kalau anak tidak menelan seperti pada atresia aesophagei, anenchepalus atau tumor-tumor plasenta.
c)      Terdapat gangguan/sumbatan pada saluran cerna janin
Misalnya bagian kerongkongan yang tidak berlubang atau usus 12 jari yang tersumbat. Sehingga memberikan dampak cairan ketuban lebih banyak dari sebenarnya. Dalam keadaan normal, bayi dalam kandungan selain akan meminum juga akan membuang air kecil dan buang air besar.
d)     Adanya infeksi
Infeksi bisa menyebabkan produksi air ketuban lebih sedikit atau lebih banyak.
Gejala dan tanda
a)      Sesak nafas.
b)      Oedem labia, vulva dan dinding perut.
c)      Regangan dinding rahim menimbulkan nyeri.
d)     Gejala ini menonjol jika terjadi hidramion akut.
e)      Sulit melakukan palpasi.
f)       Bunyi jantung sering tidak terdengar.
g)      Perut terasa kembung dan lebih kencang.
h)      Kulit perut tampak mengkilap.
i)        Terkadang perut terasa sakit ketika berjalan.
Klasifikasi
a)      Hidramnion kronis
Banyak dijumpai pertambahan air ketuban terjadi secara perlahan-lahan dalam beberapa minggu atau bulan dan biasanya terjadi pada kehamilan lanjut.
b)      Hidramnion akut
Terjadi pertambahan air ketuban secara tiba-tiba dan secara dalam waktu beberapa hari saja. Biasanya terjadi pada kehamilan bulan ke 5 dan ke 6 (Mochtar, 1998).
Penanganan
a)      Jika gejala hidramnion tergolong ringan, anjurkan klien berpantang garam dan dilakukan observasi dan memonitor jumlah air ketuban.
b)      Jika jumlah air ketuban bertambah banyak, maka diberikan obat untuk mengurangi sesak dan sakit. Dan jika diperlukan maka akan memasukkan jarum ke dalam kantong air ketuban untuk mengeluarkan sebagian cairan tersebut.
5)      Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan, dan ditunggi 1 jam belum dimulainya tanda persalinan. Waktu sejak pecah ketuban sampai terjadi kontraksi rahim disebut “kejadian ketuban pecah dini” (Manuaba, 1998 : 229).
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu maka disebut ketuban pecah dini pada kehamilan prematur (Sarwono, 2008).
Penyebab
Penyebab ketuban pecah dini mempunyai dimensi multifaktorial yang dapat dijabarkan sebagai berikut :
a)      Serviks inkompeten.
b)      Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan ganda, hidramnion.
c)      Kelainan letak janin dalam rahim : letak sungsang, letak lintang.
d)     Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung, bagian terendah belum masuk PAP, sefalopelvik disproforsi.
e)      Kelainan bawaan dari selaput ketuban.
f)       Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban pecah.
Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung sebagai berikut :
a)      Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan vaskularisasi.
b)      Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.
Penanganan
a)      Mempertahankan kehamilan sampai cukup matur khususnya maturitas paru sehingga mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang sehat.
b)      Terjadi infeksi dalam rahim, yaitu korioamnionitis yang menjadi pemicu sepsis, meningitis janin, dan persalinan prematuritas.
c)      Dengan perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan diharapkan berlangsung dalam waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid, sehingga kematangan paru janin dapat terjamin.
d)     Pada umur kehamilan 24 sampai 32 minggu yang menyebabkan menunggu berat janin cukup, perlu dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan, dengan kemungkinan janin tidak dapat diselamatkan.
e)      Menghadapi ketuban pecah dini, diperlukan KIE terhadap ibu dan keluarga sehingga terdapat pengertian bahwa tindakan mendadak mungkin dilakukan dengan pertimbangan untuk menyelamatkan ibu dan mungkin harus mengorbankan janinnya.
f)       Pemeriksaan yang penting dilakukan adalah USG untuk mengukur distantia biparietal dan perlu melakukan aspirasi air ketuban untuk melakukan pemeriksaan kematangan paru.
g)      Waktu terminasi pada hamil aterm dapat dianjurkan selang waktu 6 jam sampai 24 jam, bila tidak terjadi his spontan (Manuaba, 1998 : 232).

1)      Penyakit jantung
Pengaruh penyakit jantung terhadap kehamilan adalah dapat menyebabkan gangguan pada pertumbuhan janin dengan berat badan lahir rendah, prematuritas, kematian janin dalam rahim dan juga dapat terjadi abortus.
Pada penyakit jantung yang disertai kehamilan, pertambahan denyut jantung dapat menguras cadangan kekuatan jantung sehingga terjadi keadaan payah jantung. Puncak-puncak keadaan payah jantung itu akan dijumpai pada waktu :
a)      Puncak hemodilusi darah pada minggu 28 sampai 32.
b)      Pada saat inpartu.
c)      Pada saat plasenta lahir, darah kembali ke peredaran darah umum dalam jumlah besar untuk membentuk ASI.
d)     Saat laktasi karena kekuatan jantung diperlukan untuk membentuk ASI.
e)      Terjadinya perdarahan postpartum, sehingga diperlukan kekuatan ekstra jantung untuk dapat melakukan kompensasi.
f)       Mudah terjadi infeksi postpartum, yang memerlukan kerja tambahan jantung (Manuaba, 1998 : 272).
Tanda dan gejala
Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain sesak napas, jantung berdebar, dada terasa berat (kadang-kadang nyeri), nadi cepat, kaki bengkak.
Keluhan-keluhan tersebut timbul di waktu kerja berat. Sedangkan pada payah jantung yang berat dirasa pada saat kerja ringan atau sedang beristirahat/berbaring. Pada saat kehamilan, penyakit jantung ini akan menjadi lebih berat (Dewi, 2009).
Penanganan
Bila bidan mencurigai terjadi penyakit jantung dalam kehamilan sebaiknya melakukan rujukan atau konsultasi kepada dokter. Pertolongan persalinan hamil disertai penyakit jantung sebaiknya menggunakan kontap. Pemakaian metode lainnya selalu memberikan gangguan terhadap kerja jantung (Manuaba, 1998 : 273).
2)      Tuberculosis
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru, sehingga dapat menyebabkan perubahan pada sistem pernafasan (Mansjoer, 2001 : 287).
Gejala dan tanda
Keluhan-keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain batuk lama tak sembuh-sembuh, tidak suka makan, badan lemah dan semakin kurus, batuk darah. Penyakit ini tidak berpengaruh secara langsung terhadap janin dan tidak memberikan penularan selama kehamilannya. Janin baru akan tertular setelah dilahirkan. Bila tuberkulosa/TBC sudah berat dapat menurunkan kondisi tubuh ibu hamil, tenaga dan termasuk ASI ikut berkurang, bahkan ibu dianjurkan untuk tidak memberi ASI kepada bayinya secara langsung (Dewi, 2009).
Penanganan
Penderita dengan proses aktif, apalagi dengan batuk darah, sebaiknya dirawat di rumah sakit dalam kamar isolasi. Gunanya untuk mencegah penularan, untuk menjamin istirahat dan makanan yang cukup, serta pengobatan yang intensif dan teratur (Mansjoer, 2001 : 287).
3)      Anemia
Anemia adalah kekurangan darah yang dapat menganggu kesehatan ibu pada saat proses persalinan (BKKBN, 2003 : 24). Kondisi ibu hamil dengan kadar Hemoglobin kurang dari 11 gr % pada trimester 1 dan 3 dan <10,5 gr % pada trimester 2. Anemia dapat menimbulkan dampak buruk terhadap ibu maupun janin, seperti infeksi, partus prematurus, abortus, kematian janin, cacat bawaan (Prawirohardjo, 2008 : 281).
Wanita tidak hamil mempunyai nilai normal hemoglobin 12 sampai 15 gr %. Angka tersebut juga berlaku untuk wanita hamil, terutama wanita yang mendapat pengawasan selama hamil. Oleh karena itu, pemeriksaan hemoglobin harus menjadi pemeriksaan darah rutin selama pengawasan antenatal, yaitu dilakukan setiap 3 bulan atau paling sedikit 1 kali pada pemeriksaan pertama atau pada triwulan pertama dan sekali lagi pada triwulan terakhir.
Gejala dan tanda
Gejala dan tanda anemia antara lain adalah pusing, rasa lemah, kulit pucat, mudah pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal perlu dicurigai anemia defisiensi. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi dan pucat (MIMS Bidan, 2008/2009).
Keluhan yang dirasakan ibu hamil adalah lemas badan, lesu, lekas lelah, mata berkunang-kunang, jantung berdebar. Pengaruh anemia terhadap kehamilan antara lain dapat menurunkan daya tahan ibu hamil sehingga ibu mudah sakit, menghambat pertumbuhan janin sehingga bayi lahir dengan berat badan rendah dan persalinan prematur (Dewi, 2009).
Penanganan umum
Kekurangan darah merah ini harus dipenuhi dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan diberi suplemen zat besi, pemberian kalori 300 kalori/hari dan suplemen besi sebanyak 60 mg/hari sekiranya cukup mencegah anemia (Maulana, 2008, : 187).
4)      Malaria
Malaria adalah infeksi yang disebabkan oleh kuman (plasmodium) dapat mengakibatkan anemia dan dapat menyebabkan keguguran.
Gejala dan tanda
Keluhan yang dirasakan oleh ibu hamil antara lain panas tinggi, menggigil sampai keluar keringat (demam), sakit kepala, muntah-muntah, hipogilkemia, edema paru akut.
Bila penyebab malaria ini disertai dengan panas yang tinggi dan anemia, maka akan mengganggu ibu hamil dan kehamilannya. Bahaya yang mungkin terjadi antara lain abortus/keguguran, kematian janin dalam kandungan, dan persalinan prematur (Dewi, 2009).
Penanganan
Dengan pemberian obat kemoprofiksis jenis klorokuin dengan dosis 300 mg/minggu.
5)      Diabetes mellitus
Diabetes merupakan suatu penyakit dimana tubuh tidak menghasilkan insulin dalam jumlah cukup, atau sebaliknya, tubuh kurang mampu menggunakan insulin secara maksimal. Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas, yang berfungsi mensuplai glukosa dari darah ke sel-sel tubuh untuk dipergunakan sebagai bahan bakar tubuh.
Gejala dan tanda
Dugaan adanya kencing manis pada ibu hamil apabila :
1)        Ibu pernah mengalami beberapa kali kelahiran bayi yang besar dengan berat badan lahir bayi lebih dari 4 000 gram.
2)        Pernah mengalami kematian bayi dalam rahim pada kehamilan minggu-minggu terakhir.
3)        Ditemukan glukosa dalam air seni (pemeriksaan laboratorium), yang disebut glikosuria.
Pada masa awal kehamilan, dapat mengakibatkan bayi mengalami cacat bawaan, berat badan berlebihan, lahir mati, dan gangguan kesehatan lainnya seperti gawat napas, hipoglikemia (kadar gula darah kurang dari normal), dan sakit kuning.
Pengaruh diabetes mellitus terhadap kehamilan tergantung pada berat ringannya penyakit, pengobatan dan perawatannya. Pengobatan diabetes mellitus menjadi lebih sulit karena pengaruh kehamilan. Kehamilan akan memperberat diabetes mellitus dan memperbesar kemungkinan timbulnya komplikasi seperti koma (Dewi, 2009).
Penanganan
Menjaga agar kadar glukosa darah tetap normal, ibu hamil harus memperhatikan makanan, berolahraga secara teratur, serta menjalani pengobatan sesuai kondisi penyakit pada penderita penyakit ini (Prawirohardjo, 2008 : 290).

M.   Nasihat- nasihat untuk Ibu Hamil
  1. Diet dan Pengawasan Berat Badan
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhanjanin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, perdarahan pasca persalinan dan sebagainya. Sedangkan makanan berlebihan karena dianggap untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi, janin besar dan sebagainya (Mochtar, 19998). Anjurkan wanita tersebut makan secukupnya saja. Bahan makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup mengandung protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi selama kehamilan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah, mammae yang membesar, dan metabolisme basal yang meningkat. Sebagai pengawasan akan kecukupan gizi ini dapat dipakai kenaikan berat badan wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg (Wiknjosastro, 2002).
  1. Merokok
Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik saat hamil maupun tidak hamil dan baik merokok secara pasif maupun aktif. Adalah kenyataan bahwa wanita-wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan anak yang lebih kecil, atau mudah mengalami abortus dan partus prematurus. Maka dari itu, sebaiknya wanita hamil dilarang merokok (Wiknjosastro, 2002).
  1. Obat-obatan
Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada triwulan I dan II kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat menimbulkan kelainan teratogenik pada janin, misalnya thalidomide, yang sekarang telah ditarik dari peredaran (Wiknjosastro, 2002).
  1. Kebersihan dan Pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi diperlukan untuk kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/ ringan. Mandi berendam tidak dianjurkan (Mochtar, 1998). Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai. Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit yang tinggi sebaiknya jangan dipakai, oleh karena tempat titik berat wanita hamil berubah, sehingga mudah tergelincir atau jatuh (Wiknjosastro, 2002).
  1. Koitus
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada waktu itu plasenta telah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk ke dalam rongga panggul, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan (Wiknjosastro, 2002).
  1. Perawatan Gigi
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik, hal itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis, septicemia sepsis peurperalis, oleh karena infeksi di rongga mulut, misalnya pulpitis yang telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi yang dapat menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila keadaan mengijinkan, tiap wanita hamil harus memeriksakan giginya secara teratur sewaktu hamil (Wiknjosastro, 2002).
  1. Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di dalam negeri dibolehkan mengambil vaksinasi ulangan terhadap cacar, kolera, dan tifus. Dahulu di Indonesia pencacaran merupakan suatu keharusan, maka untuk wanita hamil pencacaran merupakan pencacaran ulang dan tidak membahayakan. Tapi bila ada wabah, maka pencacaran walaupun untuk pertama kali tetap dilakukan untuk melindungi ibu dan janin. Virus vaksin dapat melintasi plasenta dan dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada macam-macam alat dan plasenta. Biasanya infeksi transplasenta hanya terjadi pada wanita hamil yang baru pertama sekali dicacar. Maka dari itu, dianjurkan agar pencacaran pertama sebaiknya dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20 minggu. Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatonum dewasa ini dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil (Wiknjosastro, 2002).
  1. Perawatan Payudara
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang yang dipakai harus sesuai besar payudara, yang sifatnya adalah menyokong payudara dari bawah, bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan untuk  mencegah penyumbatan. Untuk mencegah putting susu kering dan mudah pecah, maka putting susu dan areola payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan menggunakan air sabun dan biocream atau alcohol. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik keluar (Mochtar, 1998).

N.    Konsep Asuhan Kebidanan
1.    Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam rangkaian tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 1997).
Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan yang dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi yang terdiri dari tujuh langkah yaitu :
1)     Melakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan pasien secara lengkap.
2)     Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah.
3)     Mengantisipasi masalah / diagnosa potensial yang mungkin akan terjadi berdasarkan masalah atau diagnosa yang sudah diidentifikasi.
4)     Menetapkan kebutuhan tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, serta rujukan berdasarkan kondisi pasien.
5)     Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional berdasarkan keputusan yang dibuatkan pada langkah-langkah sebelumnya.
6)     Pelaksanaan rencana asuhan secara efisien dan aman.
7)     Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan menggunakan manajemen proses untuk aspek-aspek yang tidak efektif.
2.      Tujuh Langkah Manajemen Kebidanan Menurut Varney (1997), secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
1)     Tahapan Pengkajian Data Dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan dari semua informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi pasien dengan cara :
1)      Data Subyektif
Yang diperoleh dari hasil wawancara dengan klien, keluarga atau anggota lain :
a)      Biodata
Tempat/Tanggal/jam masuk    :           untuk mengetahui penderita mulai dirawat
Nama pasien                      :     untuk mengetahui dan mengenal pasien
Nama suami                      :     untuk mengetahui dan mengenal nama suami pasien
Umur                                 :     untuk mengetahui faktor risiko
Alamat                              :     untuk mendapatkan gambaran lingkungan tempat tinggal
Pekerjaan                           :     untuk mengetahui keadaan sosial ekonomi
Agama                               :     berguna untuk memberikan motivasi sesuai agama yang dianut       
Pendidikan                        :     untuk mengetahui tingkat pendidikan yang nantinya penting dalam memberikan KIE
Suku bangsa                      :     untuk mengetahui faktor pembawa/ras
Perkawinan dan lamanya  :     untuk mengetahui tingkat fertilitas pasien
No. CM                             :     untuk dokumentasi kebidanan
b)      Alasan kunjungan saat ini : untuk mengetahui apakah kunjungan saat ini adalah kunjungan yang pertama atau kunjungan ulang dan untuk mengetahui alasan utama yang membuat pasien datang berhubungan dengan kehamilannya.
c)      Keluhan utama : pada ibu hamil anemia sedang biasanya disertai dengan keluhan mual, muntah, pusing dan nyeri kepala, kuku, gusi dan selaput lendir memucat, kulit pucat, penglihatan berkunang-kunang, mudah pingsan.
d)     Riwayat menstruasi : untuk mengetahui kapan menarche, kelainan haid-siklus haid, lamanya haid, banyaknya haid dan nyeri haid atau tidak.
e)      Riwayat kehamilan ini : berisi data mengenai HPHT kapan, HPL kapan, umur kehamilan, keluhan pada tiap trimester imunisasi, TT berapa kali, pergerakan anak pada kehamilan berapa bulan.
f)       Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu : untuk mengetahui  berapa kali hamil, bersalin dan abortus. Apakah pernah perdarahan, apakah ada gangguan muntah-muntah yang berlebihan. Persalinan spontan atau buatan, lahirnya anak aterm atau prematur, tanggal lahir anak (umur), jenis kelamin, hidup atau mati, jenis kelamin, berat badan lahir, apakah ada komplikasi yang menyertai, penolong persalinan, nifas apakah terjadi perdarahan, infeksi dan bagaimana laktasinya.
g)      Riwayat kesehatan ; apakah pernah operasi, apakah pernah memiliki penyakit (keturunan, penyakit menular) apakah ada keturunan kembar.
h)      Riwayat KB : untuk mengetahui jenis kontrasepsi, lama pemakaian, serta pengaruh terhadap pemakaian, kapan berhenti KB, alasanya apa?
i)        Riwayat spiritual : untuk mengetahui kebiasaan beribadah dan kepercayaan.
j)        Riwayat psikologis : untuk mengetahui kondisi emosional pasien saat ini.
k)      Pola Kebiasaan Sehari-hari
(1)   Pola makan : mencakup pola makan sebelum hamil dan saat hamil sekarang, apakah ada makanan pantangan, makan berapa kali sekali sehari, keluhan saat makan.
(2)   Eliminasi : BAK dan BAB lancar atau tidak, konsistensi warna, ada keluhan atau tidak
(3)   Pola aktivitas : berkaitan dengan pekerjaan atau kegiatan sehari-hari, apakah mengganggu kehamilan atau tidak
(4)   Pola istirahat/tidur : berkaitan dengan pola tidur siang atau malam hari, lamanya tidur, mengalami gangguan tidur atau tidak.
(5)   Pola seksualitas : terjadi perdarahan saat hubungan seks atau tidak, ada gangguan atau tidak, keluhan atau tidak
(6)   Pola Kebiasaan sehari-hari
Adalah kebiasaan sehari-hari ada yang merugikan kesehatan atau tidak, misalnya perokok, peminum alkohol, karena merokok dan minum-minuman beralkohol bisa memperberat anemi.
l)        Riwayat psikososial mengenai
(1)     Kehamilan direncanakan atau tidak, diterima atau tidak, jenis kelamin anak yang diharapkan
(2)     Perasaan tentang kehamilan ini
(3)     Status perkawinan, kawin, pertama umurnya berapa, lama perkawinan
(4)     Keluarga lain yang tinggal serumah
j) Penyuluhan yg pernah didapat:
2)      Data Obyektif
a)      BB (sebelum & saat hamil), TB
b)      Keadaan umum : baik / sedang / jelek
Vital Sign :
(1)   Tensi             : tekanan darah normal antara 100/60 sampai dengan 120/80 mmHg
(2)   Suhu             :  untuk mengetahui panas tubuh normalnya 36-370C
(3)   Pernapasan   :  pernapasan normal antara 18-24 x/menit
(4)   Nadi             :  untuk mengetahui frekuensi denyut nadi per menit. Nadi normal antara 76-88 x/menit
c)      Inspeksi
(1)    Muka : konjungtiva pucat atau tidak, sklera mata kuning atau tidak, cloasma gravidarum, bibir pucat atau tidak, ada oedem pada muka, keadaan lidah pucat atau tidak, apakah ada stomatitis.
(2)    Leher : apakah ada pembesaran pada kelenjar gondok atau kelenjar getah bening
(3)    Dada : bentuk buah dada, keadaan puting susu, adakah colostrum, areola hiperpigmentasi  atau tidak, sesak nafas ada atau tidak.
(4)    Perut : bagaimana pembesaran perut, kedepan atau kesamping. Adakah hiperpigmentasi (linea alba atau linea nigra), striae gravidarum atau bekas luka.
(5)    Punggung dan pinggang : posisi tulang belakang adakah nyeri pinggang
(6)    Ekstremitas atas dan bawah : ada oedem atau tidak, kuku dan kulit pucat atau tidak, reflek patella positif atau negatif.
(7)    Genetalia : apakah ada lendir darah, varices, oedem, haemoroid, infeksi kelenjar bartholini.
d)     Palpasi : untuk mengetahui posisi, letak dan keadaan janin
Cara palpasi menurut Leopold terdiri dari :
Leopold I           :     Untuk menentukan tuanya kehamilan dari tinggi fundus uteri dan pertumbuhan janin, meraba bagian janin yang berada di fundus uteri
Leopold II          :     Untuk menentukan dimana letak janin teraba bagian agak keras, memanjang ada tahanan (punggung) dan bagian bersebelahan teraba bagian-bagian kecil.
Leopold III        :     Untuk menentukan apakah yang terdapat di bagian bawah, teraba bagian bulat, keras, melenting (kepala) atau teraba bagian besar yang tidak bulat tidak melenting, bokong.
Leopold IV        :     Untuk menentukan seberapa masuknya bagian bawah kedalam rongga panggul ujung, ujung-ujung jari tangan tidak dapat bertemu (devergen) kepala sudah masuk PAP.
e)      Auskultasi : untuk mengetahui kesejahteraan janin dan ibu
(1)   DJJ (+) frekuensi antara 120-160 kali / menit
(2)   Punktum maksimum : ............................?
f)       Pemeriksaan Panggul
(1)   Distansia spinarum            : 24-28 cm
(2)   Distansia kristarum           : 28-30 cm
(3)   Conjungtiva eksterna        : 18-20 cm
(4)   Lingkar panggul                : 80-90 cm
g)      Pemeriksaan penunjang
(1)       Laboratorium : untuk mendukung diagnosa medis kemungkinan adanya komplikasi, kelainan penyakit yang menyertai kehamilan. Pemeriksaan terdiri dari : Hb antara 7-8,9 gr%, golongan darah, protein urine, reduksi urine, pemeriksaan faeces.
(2)       Pemeriksaan khusus : USG untuk mendeteksi adanya kelainan pada janin.
2)      Interpretasi Data
Data yang diperoleh dari hasil pengkajian, kemudian dilakukan interpretasi data tentang kecenderungan masalah, yang kemudian diformulasikan menjadi diagnosa. Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan.
Masalah adalah yang berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau menyertai diagnosa.
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data.
Pada langkah ini kita melakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhaan pasien berdasarkan interpretasi yang benar atas dasar yang telah dikumpulkan, diinterpretasikan sehingga ditemukan atau diagnosa yang spesifik, interpretasi data pada ibu hamil sebagai berikut :
1)      Diagnosa : analisa data obyektif dan subyektif
Seorang ibu G............P.............A.........,........Th, hamil.......Mg, janin tunggal hidup, presentasi........., sudah / belum masuk PAP, punggung ………… dengan.........
Dasar :
a)      Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke .............. HPMT, HPL
b)      Hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (Hb 7-8,9 gr%).
c)      Keluhan utama (misalnya lemah, kepala pusing, mengantuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, nafsu makan berkurang)
2)      Masalah : hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman pasien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa, misal:
a)      Sering pusing dan cepat lelah, mata berkunang-kunang
b)      Muka ibu kelihatan pucat
c)      Dasar : ibu mengatakan pusing, lemas mata berkunang-kunang muka pucat.
3)      Kebutuhan  : hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien sebelum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data sebagai berikut :
a)      Informasi tentang keadaan kehamilannya dan kemungkinan yang akan terjadi dalam persalinan jika Hb kurang dari normal.
b)      Istirahat yang cukup
c)      Tablet Fe 2 x 60 mg / hari, asam folat 1 x 50 µg/hari dan                   vitamin C 1 x 250 mg/hari.
d)     Penyuluhan gizi pada ibu hamil
e)      Perawatan payudara
f)       Dukungan moril dari keluarga
3)      Mengindetifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial
Langkah ini berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa terbaru dan memerlukan antisipasi pencegahan dan asuhan yang aman. Mungkin akan timbul diagnosa potensial antara lain, misalnya :
1)      Kemungkinan bayi lahir prematur
2)      Kemungkinan bertambah beratnya anemi
4)      Intervensi yang memerlukan penanganan segera
Segera untuk melakukan konsultan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. Langkah ini mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.
5)      Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
Pada langkah ini merencanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah sebelumnya. Semua keputusan yang dikembangkan adalah asuhan yang menyeluruh, ini harus rasional dan valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang diperoleh serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan dilakukan oleh klien.
1)      Jelaskan tentang keadaan kehamilannya
2)      Jelaskan kebutuhan gizi ibu hamil
3)      Jelaskan kegunaan Fe bagi ibu hamil
4)      Anjurkan ibu untuk minum obat (Fe) secara teratur
5)      Anjurkan ibu untuk banyak istirahat
6)      Jelaskan kemungkinan yang akan terjadi pada kehamilan dan persalinan jika Hb kurang dari normal.
7)      Melakukan pemeriksaan Hb secara berkala
6)      Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisiensi dan Aman
Pelaksanaan perencanaan bertujuan untuk mengatasi diagnosa, masalah dan kebutuhan pasien sesuai dengan rencana asuhan yang diberikan, yang meliputi :
1)      Menjelaskan tentang keadaan kehamilannya
2)      Menjelaskan kebutuhan gizi ibu hamil dengan anemia sedang
3)      Menjelaskan tentang kegunaan Fe bagi ibu hamil
4)      Menganjurkan ibu untuk minum obat (Fe) secara teratur
5)      Menganjurkan ibu untuk banyak istirahat
6)      Menjelaskan kemungkinan yang akan terjadi pada kehamilan dan persalinan jika Hb kurang dari normal.
7)      Melakukan pemeriksaan Hb secara berkala

7)      Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang sudah diberikan, misalnya meliputi :
1)      Pengetahuan ibu bertambah tentang pengaruh anemia terhadap kehamilan.
2)      Ibu mengerti tentang gizi yang dibutuhkan ibu hamil dengan anemia sedang
3)      Ibu mau minum tablet tambah darah (Fe) secara teratur dan tidak mengeluh pusing lagi.
4)      Mata tidak berkunang-kunang, muka tidak pucat.
5)      Terpenuhinya kebutuhan istirahat siang 1-2 jam, malam 8 jam
6)      ANC teratur
7)      Pemeriksaan Hb diharapkan kadar Hb meningkat
Jika rencana tidak efektif perlu diulang dari awal melalui proses manajemen, mengidentifikasi penyebab melalui pembenahan dalam bentuk catatan perkembangan.

Catatan Perkembangan
Didalam catatan perkembangan didokumentasikan atau dicatat masalah yang belum teratasi dengan baik atau apabila timbul masalah baru dibuat dalam bentuk SOAP.

S       :     Subyektif
               Adalah data yang diperoleh  dari keluhan-keluhan yang disampaikan klien pada ibu hamil anemia sedang biasanya badan lemah, mudah lelah, kepala pusing, mata berkunang-kunang
O      :     Obyektif
               Adalah data yang diperoleh dari observasi dan pemeriksaan
A      :     Analisa        
               Mengatakan masalah atau diagnosa dan kebutuhan yang terjadi atas dasar subyektif dan obyektif.
P       :     Planing        
               Perencanaan yang ditentukan sesuai dengan masalah dan diagnosa







DAFTAR PUSTAKA

Dasuki, D. 2000. Distokia dalam Standar Pelayanan Medis RSUP Dr. Sardjito. Medika FK UGM : Yogyakarta
Mansjoer, A dkk. 2001. Kelainan pada Persalinan dalam Kapita Selekta Kedokteran 3th eds, jilid pertama. Media Aesculapius FKUI : Jakarta
Mansjoer Arif, 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Kesatu. Penerbit Media Aesculapius FKUI : Jakarta
Martohoesodo, S dan Hariadi, R. 1999. Distosia karena Kelainan Letak serta Bentuk Janin dalam Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo : Jakarta
Mochtar Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Edisi Kesatu. Penerbit buku kedokteran EGC : Jakarta
Prawirohardjo Sarwono, 2002. Ilmu kebidanan. Yayasan Bina pustaka : Jakarta
Doengoes ME, 2001, rencan keperawatan maternal / bayi : Pedoman untuk Perencanaan & Dokumentasi Pearawatan klien, Edisi 2, EGC, Jakarta.
Hamilton PM, 1995, Dasar-dasar Kepwrawatan maternitas, EGC, Jakarta

Nanda, 2001, Nursing Diagnosis : Definition & classification 2001-2002, Philadelphia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar